Friday, September 4, 2020

PERBAIKAN FAKTOR DAYA MENGGUNAKAN KAPASITOR BANK PADA WATER INTAKE DI PT. PUPUK ISKANDAR MUDA

 

PERBAIKAN FAKTOR DAYA MENGGUNAKAN KAPASITOR BANK PADA WATER INTAKE DI PT. PUPUK ISKANDAR MUDA

 

TUGAS AKHIR

 

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

Pendidikan Jenjang Diploma III

Pada Politeknik Negeri Lhokseumawe

 

 

 

Oleh

 

                 NANDA AGUSTINA SAFLIN

NIM                            : 1720403044

PROGRAM STUDI : TEKNOLOGI LISTRIK

JURUSAN                 : TEKNIK ELEKTRO

 

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE
202
0



ABSTRAK

Permasalahan yang terdapat pada plant water intake PT. PIM adalah faktor daya yang terdapat plane tersebut tergolong kecil yaitu 0,81. Dengan faktor daya 0,81 tersebut maka apabila terjadi beban puncak dengan beban motor induksi untuk pompa air akan terjadi kenaikan yang sangat besar dalam pemakaian daya yang menimbulkan biaya penggunaan listrik yang besar setiap bulannya. Dengan menggunakan kapasitor bank dapat memperbaiki faktor daya agar nilai faktor daya yang diinginkan yaitu 0,9 dapat tercapai. Untuk mencapai faktor daya yang diinginkan tersebut maka terlebih dahulu harus mengetahui berapa faktor daya awal, beban pada plane water intake dan faktor daya yang diinginkan. Setelah mengetahui hal-hal tersebut maka dengan daya 21 kVA, setelah dilakukan perhitungan maka kebutuhan kapasitas kapasitor bank yang dapat digunakan dengan menserikan terhadap beban yaitu sebesar 14.142,5 µF untuk keseluruhan motor induksi.

 

Kata Kunci : Kapasitor Bank, Faktor Daya, Daya reaktif


BAB I
PENDAHULUAN

 

1.1  Latar Belakang

     PT. Pupuk Iskandar Muda (PIM) memiliki berbagai plant yang salah satunya yaitu plant water intake. Plant ini berfungsi sebagai tempat penjernihan air yang akan disalurkan ke seluruh area operasional PT. PIM. Beban listrik yang terdapat pada water intake dapat berupa beban motor induksi untuk memompakan air dan beban dari lampu yang digunakan. Total beban yang ada pada plant water intake bisa dikatakan cukup besar. Dengan beban yang besar tersebut dapat menimbulkan pengeluaran yang besar juga jika pemakaian daya dari PLN juga besar.

      Pada saat ini, faktor daya PLN yang ada pada plant water intake bernilai 0,81. Hal tersebut masih tergolong kurang baik untuk PT. PIM dikarenakan daya yang terpakai dari PLN menjadi tinggi apabila seluruh beban beroperasi.Oleh karena daya beban yang besar maka akan menyebabkan daya KVA yang dibayarkan kepada PLN menjadi besar juga. Bukan hanya biaya yang besar yang ditimbulkan karena tidak digunakannya kapasitor bank, namun daya yang digunakan pada motor induksi yang besar juga terkadang diperkirakan tidak sanggup untuk mengoperasikan banyak motor induksi sekaligus. Maka dari itu penggunaan motor induksi pada plant water intake harus secara bergantian karena pada awalnya tidak menggunakan kapasitor bank untuk memperbaiki cos phi dan memperbaiki daya agar biaya yang timbul tidak lagi besar.

      Berdasarkan penjelasan dan pembahasan tersebut maka penulis tertarik untuk mengangkat Perbaikan Faktor Daya Menggunakan Kapasitor Bank Pada Water Intake Di PT. Pupuk Iskandar Muda Sebagai judul Tugas Akhir.

 

1.2  Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1.       Bagaimana cara perbaikan faktor daya agar dapat menghemat energy listrik yang digunakan pada plant water intake PT. PIM ?

2.       Bagaimana cara menghitung kapasitas kapasitor bank dengan faktor daya yang diinginkan yaitu sebesar 0,9 ?

1.3  Tujuan

Tugas Akhir “Perbaikan Faktor Daya Menggunakan Kapasitor Bank Pada Water Intake Di PT. Pupuk Iskandar Muda”, ini memiliki tujuan sebagai berikut:

1.      Untuk mengetahui cara perbaikan faktor daya agar dapat menghemat energi listrik yang digunakan pada plant water intake PT. PIM.

2.      Untuk mengetahui cara menghitung kapasitas kapasitor bank dengan nilai faktor daya yang diinginkan yaitu sebesar 0,9.

1.4  Batasan Masalah

Untuk membatasi masalah dalam penulisan TGA ini, maka penulis hanya akan membahas tentang :

1.      Hanya membahas tentang perbaikan faktor daya pada plant water intake untuk menghemat energy listrik yang digunakan.

2.      Hanya membahas cara untuk menghitung nilai kapasitas kapasitor bank yang dibutuhkan agar power faktor dapat mencapai nilai 0,9.

 

1.5  Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini dapat diperoleh beberapa manfaat sebagai berikut :

1)      Dapat mengetahui fungsi dari kapasitor bank untuk pabrik

2)      Dapat mengetahui cara menghitung kapasitas kapasitor bank.

 

1.6  Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan tugas akhir ini terdiri dari 5 bab, dengan masing-masing bab adalah sebagai berikut :

BAB I             PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan Masalah, Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB II            TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan di uraikan tentang Kajian Pustaka, Teori Dasar mengenai Kapasitor Bank dan Motor Induksi

BAB III          METODE PENELITIAN

Bab ini membahas tentang metode yang digunakan, yang mencakup Teknik Pengumpulan Data, Teknik Pengolahan Data dan Metode Analisa.

BAB IV          PEMBAHASAN DAN ANALISA

Dalam bab ini membahas tentang perhitungan dari data yang diperoleh di PT. Pupuk Iskandar Muda (PIM) baik secara teori dan data lapangan.

BAB V            PENUTUP.

Bab ini membahas tentang kesimpulan-kesimpulan dan saran mengenai Perbaikan Faktor Daya Menggunakan Kapasitor Bank Pada Water Intake Di PT. Pupuk Iskandar Muda, berdasarkan perhitungan dengan data yang diperoleh dari langan.

 

 

 

BAB II
TINJAUAN  PUSTAKA

 

Sebelumnya, terdapat beberapa penelitian yang dilakukan mengenai Perbaikan Faktor Daya Menggunakan Kapasitor Bank ini sehingga, dalam upaya pengembangan penelitian ini, dilakukan tinjauan pustaka sebagai salah satu alat dari penerapan metode penelitian. Diantaranya adalah mengidentifikasi kesenjangan (identify gaps), menghindari pembuatan ulang (reinventing the wheel), mengidentifikasi metode yang pernah dilakukan, meneruskan penelitian sebelumnya, serta mengetahui orang lain yang spesialisasi dan area penelitiannya sama dibidang ini. Beberapa tinjauan pustaka tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Khadafi Alland dan Efrita Arfah Z. dari Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas ITATS , pada tahun 2014 yang berjudul “Perancangan Kebutuhan Kapasitor Bank Untuk Perbaikan Faktor Daya Pada Line Mess I Di PT. Bumi Lamongan Sejati (WBL)”. Tujuan penelitian ini  untuk mengetahui perbaikan faktor daya pada sistem tenaga listrik di line Mess I PT. Bumi Lamongan Sejati (WBL).Dari hasil perhitungan,didapatkan besar kebutuhan kapasitas kapasitor banknya adalah 219,858 KVAR..
  2. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Rofii dan Rijon Ferdinand, Program Studi Teknik Elektro, Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta, pada tahun 2018 yang berjudul “Analisa Penggunaan Kapasitor Bank Dalam Upaya Perbaikan Faktor Daya”.
  3. Tujuan penelitian ini, untuk memperbaiki faktor daya untuk pompa-pompa dengan daya sebesar 1.656.865 VA maka kebutuhan kapasitor bank sebesar 729,02 KVAR, sedangkan pada jam 06:00 wib sampai dengan jam 18:00 wib dengan daya sebesar 2.326.280 VA maka kebutuhan kapasitor bank sebesar 1160,34 KVAR, pada hal ini kebutuhan beban dan kapaitor sama dengan pada jam 18:00 wib sampai dengan jam 22:00 wib. Dan pada jam 22:00 wib sampai dengan 06:00 wib dengan daya sebesar 1.111.280 VA membutuhkan kapasitas kapsitor sebesar 554,31 KVAR.
  4. Dalam Penelitian yang dilakukan oleh Syamsudin Noor dan Noor Saputera dari Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Banjarmasin tahun 2014 yang berjudul “Efisiensi Pemakaian Daya Listrik Menggunakan Kapasitor Bank”. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kwalitas daya sekaligus meningkatkan effesiensi pemakaian peralatan listrik konsumen dan akhirnya effesiensi energi listrik yang disediakan oleh penyedia tenaga listrik.
  5.  Dalam Penelitian yang dilakukan oleh Budi Ahmad Yani dari Teknik Elektro STT-Harapan, Medan  tahun 2017 yang berjudul “Pemasangan Kapasitor Bank untuk Perbaikan Faktor Daya”. Penelitian ini bertujuan untuk memungkinkan penggunaan optimum saluran transmisi, memperbaiki penampilan operasionalnya dan mengurangi kerugian energi. Hal ini membutuhkan sistem dan perencanaan yang hati-hati untuk memenuhi kebutuhan daya reaktif sistem dengan cara sama dengan perencanaan daya aktif dan diprogram kapasitas generator tambahan.

Dari empat tinjauan pustaka yang ada, telah ada beberapa penelitian mengenai Perbaikan Faktor Daya Menggunakan Kapasitor Bank. Empat penelitian di atas dapat dijadikan acuan untuk melaksanakan penelitian tugas akhir ini agar berjalan sesuai yang diharapkan. Ada beberapa perbedaan antara isi dari penelitian penulis ini dengan empat penelitian diatas yakni pengaplikasian antara kapasitor bank yang digunakan. Pada penelitian yang dilakukan oleh Khadafi Alland dan Efrita Arfah Z. menggunakan beban perumahan yang bebannya tentu saja berbeda dengan pabrik, sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Rofii dan Rijon Ferdinand menggunakan beban yang hanya khusus untuk pompa-pompa berdaya besar, untuk penelitian yang dilakukan oleh Syamsudin Noor dan Noor Saputera menggunakan kapasitor bank untuk penggunaan listrik di jaringan, dan penelitian yang dilakukan oleh Budi Ahmad Yani, menggunakan kapasitor bank untuk menghemat pemakaian enargi listrik pada generator sedangkan penulis meneliti penggunaan kapasitor bank pada beban motor induksi dan intalasi litrik pada water intake.

 

2.1.  Daya

2.1.1        Daya

Daya adalah sebuah kuantitas yang penting dalam rangkaian-rangkaian praktis. Daya merupakan ukuran disipasi energi dalam sebuah alat. Karena tegangan dan arus dapat berubah sesuai fungsi dari waktu, dapat perkirakan bahwa nilai sesaat dan nilai rata-rata dapat digunakan untuk menggambarkan disipasi.

 

Berdasarkan defenisi, daya sesaat adalah perkalian antara tegangan dan arus sesaat.

p(t) = v(t) × i(t)                                                                                    (2.1)

2.1.2    Daya Kompleks

Daya tampak kompleks didefenisikan sebagai hasil kali tegangan dengan konjugasi kompleks arus,

S = V×I = |V|× |I|<Ø                                                                           (2.2)

Dan ketiga pengelompokan daya ini dapat dianalogikan dengan menggambarkannya dalam bentuk segitiga daya, maka daya tampak S direpresentasikan oleh sisi miring sedangkan daya nyata dan daya reaktif direpresentasikan oleh sisi-sisi segitiga yang saling tegak lurus, seperti ditunjukkan pada gambar 2.1 berikut:

Gambar 2.1. Segitiga Daya

(Sumber : Alland, Khadafi. 2014)

Maka daya nyata atau daya aktif dan daya reaktif dapat diambil saja dari bagian real dan bagian imajiner dari S.

Daya nyata P   = |V||I|cos Ø                                                                (2.3)

Daya Reaktif Q           = |V||I|sin Ø                                                     (2.4)

2.1.3        Daya Nyata/Aktif WT (True Power)

Dalam sirkuit yang mengandung komponen reaktif, daya nyata P adalah bagian yang lebih kecil dibandingkan daya tampak S. Daya nyata didefenisikan sebagai hasil perkalian antara tegangan dan arus serta koefisien faktor dayanya.

P = V × I ×cos Ø                                                                                 (2.5)

Sedangkan dalam sirkuit yang mengandung resistif murni, daya nyata P sama dengan daya )ftampak S, karena koefisien faktor daya (cos  adalah 1, sehingga tidak ada daya yang terdisipasi.

2.1.4        Daya Reaktif Q (Reactive Power)

Selain daya aktif, dikenal juga daya reaktif Q (daya kuadratur) yaitu daya yang terdisipasi akibat sifat reaktansi komponen dalam sirkuit, memiliki satuan VAR (voltamper reaktif).Daya reaktif dapat didefenisikan sebagai hasil perkalian antara tegangan dan arus . serta nilai sin f 

Q = V × I ×Sin Ø                                                                                (2.6)

Daya reaktif tidak memiliki dampak positif dalam kerja suatu beban listrik. Dengan kata lain daya reaktif ini tidak berguna dalam konsumsi listrik.

2.1.5    Daya Tampak WT (Apparent Power)

Gabungan antara daya aktif dan reaktif adalah daya tampak S dengan satuan VA atau (volt-amper). Daya tampak (daya total) adalah daya yang masuk ke rangkaian ac atau dengan kata lain daya yang sebenarnya diterima dari pemasok sumber tegangan arus ac, adalah merupakan resultan daya antara daya aktif dan daya reaktif.

Daya tampak WA didefenisikan serbagai hasil perkalian dari tegangan dan arus dalam rangkaian ac tanpa memperhatikan selisih sudut fase arus dan tegangan.

S = V × I                                                                                             (2.7)

Sama halnya seperti defenisi dari daya disipasi dalam rangkain dc.Oleh karena itu daya tampak sering dinyatakan dengan satuan volt-ampere (VA).

 

2.1.6        Faktor Daya cos f  (Power Factor)

Faktor daya PF yang merupakan rasio daya nyata terhadap daya tampak merupakan faktor indikator penting tentang bagaimana efektifnya sebuah beban melaksanakan fungsinya sehubungan dengan disipasi daya, yang didefenisikan sebagai:

PF =                                                                                                   (2.8)

Maka faktor daya PF adalah perbandingan antara daya nyata P (Watt) dengan daya tampak S (VA). Dalam diagram daya, PF adalah cosinus sudut antara daya aktif dan daya tampak (Gambar 1). Dari persamaan (7) dan (8) maka Faktor daya dapat ditulis menjadi:

PF =  =                                                                                     (2.9)

sehingga dapat ditulis menjadi:

PF = Cos Ø                                                                                         (2.10)

P= S × PF = V × I × PF                                                                      (2.11)

 

Dalam diagram daya (gambar 1), sudut f adalah sudut yang dibentuk antara sisi daya aktif P dan daya tampak S, sedangkan daya reaktif Q tegak lurus terhadap daya aktif P. Efisiensi daya yang lebih adalah ketika P sama atau mendekati S  , yaitu ketika cos f = 1 atau mendekati 1. Faktor daya yang rendah merugikan karena mengakibatkan arus beban tinggi, oleh karena itu dalam perbaikan PF diperlukan keseimbangan antara sifat kapasitif dan induktif dalam rangkaian.

 

2.2    Perbaikan Faktor Daya

Perbaikan faktor daya umumnya adalah penambahan komponen sebagai pembangkit daya reaktif (Reactif power generation) yang memungkinkan untuk mensuplai kebutuhan KVAR pada beban-beban induktif, untuk merencanakan suatu sistem dalam memperbaiki faktor daya, dapat dipergunakan suatu konsep yaitu kompensator ideal, dimana sistem ini dapat dihubungkan pada titik penyambungan secara paralel dengan beban dan memenuhi 3 fungsi utama, yaitu memperbaiki faktor daya mendekati nilai 1 (unity power faktor), mengurangi atau mengeliminasi regulasi tegangan dan menyeimbangkan arus beban dan tegangan fasa.

Untuk memenuhi kebutuhan daya reaktif yang efektif dan efisien, maka perlu dilakukan pemilihan sumber daya reaktif untuk perbaikan faktor daya (Stevenson, 1993).

 

 

2.2.1        Kapasitor Bank untuk Perbaikan Faktor Daya

Insinyur sistem tenaga biasanya menganggap sebuah kapasitor sebagai generator daya reaktif positif, dan bukannya sebagai suatu beban yang memerlukan daya reaktif negatif. Konsep ini sangat masuk akal, karena sebuah kapasitor yang menarik daya reaktif negatif dan terpasang paralel dengan sebuah beban induktif akan mengurangi daya reaktif yang seharusnya disuplay seluruhnya oleh sistem kepada beban induktif.

Dengan kata lain, kapasitor mencatu daya reaktif yang diperlukan oleh beban induktif. Hal ini sama saja dengan menganggap sebuah kapasitor sebagai suatu alat yang memberikan arus yang ketinggalan (lagging) dan bukannya sebagai alat yang menarik arus yang mendahului (leading). Jadi, sebuah kapasitor variabel yang terpasang paralel pada suatu beban induktif dapat diatur sedemikian rupa sehingga arus yang mendahului pada kapasitor menjadi tepat sama besar dengan komponen arus pada beban induktif yang tertinggal 90° terhadap tegangan.

Jadi arus total sefasa dengan tegangan. Rangkaian induktif masih memerlukan daya reaktif positif, tetapi daya reaktif nettonya nol. Inilah alasannya mengapa insinyur sistem tenaga lebih suka menganggap kapasitor sebagai pencatu daya reaktif kepada beban induktif


1) Pengertian Kapasitor Bank

Bank Kapasitor adalah rangkaian yang terdiri dari beberapa unit kapasitor. Kapasitas unit kapasitor menyatakan besar daya reaktif nominal yang dihasilkan pada tegangan dan frekuensi nominal, dinyatakan dalam satuan dasar Var. Praktisnya, unit kapasitor diproduksi dalam kapasitas tertentu dan bersifat diskrit (Brunello, 2003).

2) Prinsip Kerja Kapasitor Bank

Kapasitor yang akan digunakan untuk meperbesar pf dipasang paralel dengan rangkaian beban. Bila rangkaian itu diberi tegangan maka elektron akan mengalir masuk ke kapasitor. Pada saat kapasitor penuh dengan muatan electron maka tegangan akan berubah. Kemudian elektron akan ke luar dari kapasitor dan mengalir ke dalam rangkaian yang memerlukannya dengan demikian pada saaat itu kapasitor membangkitkan daya reaktif.

Bila tegangan yang berubah itu kembali normal (tetap) maka kapasitor akan menyimpan kembali elektron. Pada saat kapasitor mengeluarkan electron (Ic) berarti sama juga kapasitor menyuplai daya treaktif ke beban. Keran beban bersifat induktif (+) sedangkan daya reaktif bersifat kapasitor (-) akibatnya daya reaktif yang berlaku menjadi kecil.

3)        Kapasitor Shunt

Kapasitor shunt adalah kapasitor yang dihubungkan secara pararel dengan saluran distribusi. kapasitor shunt dapat mengirim daya reaktif arus reaktif    untuk

menanggulangi sebagaian besar komponen reaktif yang dibutuhkan oleh beban

induktif.

4)        Kapasitor Seri

Kapasitor seri adalah kapasitor dihubungkan seri dengan impedansi yang bersangkutan, pemakaian sangat dibatasi pada saluran distribusi, karena peralatan

pengamannya cukup rumit.Jadi secara umum dapat dikatakan bahwa biaya untuk

pemasangan kapasitor seri lebih mahal dari pada biaya pemasangan kapasitor paralel. Biasanya kapasitor seri didesain untuk daya yang lebih besar daripada kapasitor paralel , guna mengatasi perkembangan beban kelak di kemudian hari.

           Kapasitor seri mengkompensir reaktif induktif. Dengan kata lain kapasitor seri adalah reaktansi negative (kapasitif) yang dihubungkan seri dengan reaktansi positif ( induktif ) yang memungkinkan dapat mengkompensir sebagian atau seluruhnya. Oleh karena itu efek pertama dari kapasitor seri adalah meminimumkan atau menekan jatuh tegangan yang disebabkan oleh reaktansi induktif dari serkuit. Pada saat yang sama kapasitor seri dapat dipertimbangkan sebagai penaik tegangan dan memperbaiki faktor daya. Kapasitor seri tersebut dapat digunakan sebagai penaik tegangan otomatis yang sebanding dengan pertumbuhan beban. Pemakaian kapasitor seri pengaruhnya terhadap naiknya tegangan lebih besar dibandingkan dengan kapasitor shunt untuk faktor daya yang rendah.

5)        Pemilihan Antara Kapasitor Seri dan Kapasitor Pararel

Pemakaian kapasitor seri dan kapasitor paralel ( shunt ) pada sistem tenaga listrik menimbulkan daya reaktif untuk memperbaiki faktor daya dan tegangan, karenanya akan menambah kapasitas sistem dan mengurangi kehilangan energi.   

Dalam kapasitor seri daya reaktif sebanding lurus dengan kuadrat arus beban, sedangkan kapasitor paralel ( shunt ) sebanding lurus dengan tegangannya.

6)        Menentukan Ukuran Kapasitor untuk Memeperbaiki faktor daya

Untuk perbaikan faktor daya adalah meningkatkan nilai dari Cos φ1 menjadi Cos φ2 dengan tingkat distorsi yang rendah. Berdasarkan atas pengukuran pemakaian beban puncak sebelum dilakukan pemasangan kompensator daya reaktif

Tambahan berupa kapasitor bank dapat ditentukan kebutuhan daya aktif dan daya reaktifnya :

                                                                       (2.12)


Dimana :

Cos φ   = Faktor Daya

P          = Daya Aktif (KW)

S          = Daya Semu (KVA)

V.I.Cos φ adalah total daya aktif (P total) pada saat operasi beban penuh maka :

         

2.3    Lokasi Pemasangan Instalasi Kapasitor Bank

Cara pemasangan instalasi kapasitor bank dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu: global compensation, individual compensation dan group compensation.

Gambar 2.2. Metode Lokasi Pemasangan Instalasi Kapasitor Ban

 

1.      Global Compensation: kapasitor dipasang di induk panel (MDP),sehingga arus yang turun hanya di penghantar antara panel MDP dan transformator,sedangkan arus yang lewat setelah MDP tidak turun.

2.      Group Compensation : kapasitor yang terdiri dari beberapa panel kapasitor dipasang dipanel SDP (pada industry dengan kapasitas beban terpasang besar sampai ribuan kva).

3.      Individual Compensation : kapasitor langsung dipasang pada masing masing beban khususnya yang mempunyai daya yang besar,cara ini lebih efektif dan lebih baik dari segi teknisnya. Namun kekurangannya adalah harus menyediakan ruang atau tempat khusus untuk meletakkan kapasitor tersebut.

 

2.4    Pengertian Motor Induksi 3 Fasa

2.4.1        Pengertian Motor Induksi 3 Fasa

 Motor induksi merupakan mesin listrik yang dapat merubah energi listrik menjadi energi mekanik dengan memanfaatkan listrik arus AC (Alternating Current) sebagai sumbernya. Motor induksi tiga fasa memiliki dua komponen dasar yaitu stator dan rotor, bagian rotor dipisahkan dengan bagian stator oleh celah udara (air gap) .

Bentuk secara umum dari motor induksi dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Bentuk umum motor induksi


 

Tipe dari motor induksi berdasarkan pada jenis rotor dibagi menjadi dua macam yaitu wound rotor (tipe motor yang memiliki rotor terbuat dari lilitan) dan Squirrel-cage rotor yaitu konstruksi rotor disusun oleh beberapa batangan logam

Yang dimasukkan melewati slot-slot yang ada pada rotor motor induksi, kemudian pada setiap bagian disatukan oleh cincin yang membuat batangan logam dihubung singkat dengan batangan logam yang lain. Motor ini bekerja berdasarkan induksi elektromagnetik dari stator ke rotor, dimana arus pada rotor yaitu merupakan arus yang terinduksi akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (Rotating Magneting Field) yang dihasilkan oleh arus stator. 

Motor induksi juga disebut motor tak serempak (a synchronous) dikarenakan putaran rotor tidak sama dengan putaran medan fluks magnet pada stator, dengan kata lain putaran rotor dengan putaran fluks magnet terdapat selisih putaran yang disebut slip .

Prinsip kerja motor induksi 3 fasa adalah apabila sumber tegangan 3 fasa dialirkan pada kumparan stator, maka akan timbul medan putar dengan kecepatan tertentu.

 Besarnya kecepatan tersebut dapat dihitung menggunakan persamaan 2.15 berikut:

                                                                    

Keterangan :  ns          = Kecepatan sinkron (rpm)

             f          = Frekuensi sumber (Hz)

             p         = Jumlah kutub

Medan putar pada stator akan memotong batang konduktor pada rotor sehingga pada kumparan rotor timbul tegangan induksi (GGL Induksi). Karena kumparan rotor merupakan rangkaian tertutup, maka akan mengalir arus (I).

Kawat penghantar (kumparan rotor) yang dialiri arus yang berada dalam medan magnet akan menimbulkan gaya (F) pada rotor. Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya (F) pada rotor cukup besar untuk memikul kopel beban, maka rotor akan berputar searah dengan medan putar stator. Tegangan induksi akan timbul karena terpotongnya batang konduktor (rotor) oleh medan putar stator. Artinya agar tegangan terinduksi diperlukan adanya perbedaan relatif antara kecepatan medan putar stator (ns) dan kecepatan putar rotor (nr) .

Perbedaan kecepatan antara nr dan ns disebut slip (S) dinyatakan dengan persamaan berikut:

                

Keterangan :    S         = Slip

            ns         = Kecepatan medan putar stator

            nr         = Kecepatan putar rotor

2.4.1.      Konstruksi Motor Induksi 3 Fasa

Sebuah motor induksi terdiri dari dua bagian utama yaitu rotor dan stator. Rotor merupakan bagian yang berputar dan stator merupakan bagian  yang diam. Bagian-bagian motor induksi dapat dilihat pada Gambar 2.4 berikut ini :

Gambar 2.4 Bagian-bagian Motor Induksi 3 Fasa

A.    Stator

Terdiri atas rangka baja yang mengelilingi sebuah lubang, silinder inti dilapis dengan baja silikon tipis untuk mengurangi rugi-rugi hysterisis dan Eddy current.

Dilengkapi sejumlah alur (slot) dengan jarak yang sama rata (seragam) pada bagian dalam lapisan  Penghantar ber-isolasi diletakkan pada alur stator dan dengan mudah disambung dalam bentuk rangkaian star atau delta yang seimbang.   

Belitan stator 3-fase digulung untuk membatasi jumlah kutub (pole) per kecepatan yang dibutuhkan. Makin besar jumlah kutub, makin kecil kecepatannya dan sebaliknya. Jika sumber 3-fase dipasang pada belitan stator, maka timbul medan magnet yang berputar dengan magnitude yang konstan. Medan putar akan meng-induksi arus ke rotor dengan cara induksi electromagnet. Bentuk stator sendiri dapat dilihat pada gambar 2.5 berikut.


Gambar 2.5 Stator


Komponen stator adalah bagian terluar dari motor yang merupakan bagian yang diam dan mengalirkan arus fasa. Stator terdiri atas tumpukan laminasi inti yang memiliki alur yang menjadi tempat kumparan dililitkan yang berbentuk silindris. Alur pada tumpukan laminasi inti di isolasi dengan kertas (gambar b).   

Tiap elemen laminasi inti dibentuk dari lembaran besi (gambar a). Tiap lembaran besi  tersebut memiliki beberapa alur dan beberapa lubang pengikat untuk menyatukan inti. Tiap kumparan tersebar dalam alur yang disebut belitan fasa dimana untuk motor tiga fasa, belitan tersebut terpisah secara listrik sebesar 120˚. Kawat kumparan yang digunakan terbuat dari tembaga yang dilapis dengan isolasi tipis. Kemudian tumpukan inti dan belitan stator diletakkan dalam cangkang silindris (gambar c). berikut ini contoh lempengan laminasi inti.

Lempengan inti yang telah disatukan, belitan stator yang telah diletakkan pada cangkang luar untuk motor induksi tiga fasa. Komponen dari stator sendiri dapat dilihat pada Gambar 2.6 berikut ini.

Gambar 2.6 Komponen stator motor induksi 3 fasa

1.      Gandar, fungsinya sebagai penopang dan sebagai pelindung bagian dalam mesin.

2.      Inti stator, terbuat dari laminasi logam yang disusun berlapis.

3.      Kumparan stator.

B.     Rotor

Ada dua jenis motor induksi tiga fasa berdasarkan rotornya yaitu :

a.       Motor induksi tiga fasa rotor sangkar tupai.

b.      Motor induksi tiga fasa rotor belitan

       Kedua motor ini bekerja pada prinsip yang sama dan mempunyai prinsip konstruksi stator yang sama tetapi berbeda dalam konstruksi rotor.

Rotor terdiri dari :

1.      Inti rotor.

2.       Kumparan rotor.

Adapun jenis rotor dalam motor induksi tiga fasa adalah :

a.      Motor induksi tiga fasa rotor sangkar tupai

Penampang motor sangkar tupai memiliki konstruksi yang sederhana. Inti stator pada motor sangkar tupai tiga fasa terbuat dari lapisan-lapisan pelat baja beralur yang didukung dalam rangka stator yang terbuat dari besi tuang atau pelat baja yang dipabrikasi. Lilitan-lilitan kumparan stator diletakkan dalam alur stator yang terpisah 120˚ derajat listrik. Lilitan fasa ini dapat tersambung dalam hubungan delta (∆) ataupun bintang (Y).

Bentuk dari rotor  sangkar dapat dilihat pada Gambar 2.7 berikut .

Gambar 2.7 Rotor jenis sangkar

(a) Tipikal rotor sangkar, (b) Bagian – bagian rotor sangkar

Batang rotor dan cincin ujung motor sangkar tupai yang lebih kecil adalah coran tembaga atau aluminium dalam satu lempeng pada inti rotor. Dalam motor yang lebih besar, batang rotor tidak dicor melainkan dibenamkan kedalam alur rotor dan kemudian dilas dengan kuat kecincin ujung. batang rotor motor sangkar tupai tidak selalu ditempatkan paralel terhadap poros motor tetapi kerap kali dimiringkan hal ini akan menghasilkan torsi yang lebih seragam dan juga mengurangi derau dengung magnetik sewaktu motor sedang berputar. Pada ujung cincin penutup diletakkan sirip yang berfungsi sebagai pendingin.

Motor induksi dengan rotor sangkar ditunjukkan pada Gambar 2.8 berikut ini :

 

Gambar 2.8 (a) Konstruksi motor induksi rotor sangkar ukuran kecil, (b) Konstruksi motor induksi rotor sangkar ukuran besar


b.      Motor induksi tiga fasa rotor belitan

Motor rotor belitan (motor cincin slip) berbeda dengan motor sangkar tupai dalam hal konstruksi rotornya. Seperti namanya, rotor dililit dengan lilitan terisolasi serupa dengan lilitan stator.

Lilitan fasa rotor dihubungkan secara Y dan masing-masing fasa ujung terbuka yang dikeluarkan kecincin slip yang terpasang pada poros motor,

Secara skematik dapat dilihat pada Gambar 2.9. Terlihat bahwa cincin slip dan sikat semata-mata merupakan penghubung tahanan kendali variabel luar kedalam rangkaian rotor.

Gambar 2.9 Skematik diagram rotor belitan


Pada Gambar 2.9, cincin slip yang terhubung kesebuah tahanan variabel eksternal yang berfungsi membatasi arus pengasutan dan yang bertanggung jawab terhadap pemanasan rotor. Selama pengasutan, penambahan tahanan eksternal pada rangkaian rotor belitan menghasilkan torsi pengasutan yang lebih besar dengan arus pengasutan yang lebih kecil disbanding dengan rotor sangkar. 

Konstruksi motor tiga fasa rotor belitan ditunjukkan pada Gambar 2.10 berikut ini.

Gambar 2.10(a) Rotor belitan, (b) Konstruksi motor induksi tiga fasa dengan rotor belitan


C. Celah udara, untuk memberikan keleluasaan rotor untuk berputar.

D. Sikat (carbon brush), hanya terdapat pada motor induksi rotor lilit yang berfungsi untuk menghubungkan belitan rotor dengan tahanan tambahan.

 

2.4.2.      Prinsip Kerja Motor Induksi

Motor induksi terdiri dari stator dan rotor. Stator terdiri dari tiga fasa lilitan yang mempunyai hambatan yang sangat kecil dan di susun secara seimbang dengan beda fasa 120°. Pada mulanya tegangan 3 fasa diberikan pada stator dengan bentuk gelombang seperti terlihat pada Gambar 2.11 berikut ini :

Gambar 2.11 Gelombang Sinusoidal Tegangan Arus Bolak-Balik 3 Fasa pada Stator


Perputaran motor pada mesin arus bolak-balik ditimbulkan oleh adanya medan putar (fluks yang berputar) yang dihasilkan dalam kumparan statornya. Medan putar ini terjadi apabila kumparan stator dihubungkan dalam fasa banyak, umurnnya tiga fasa. Hubungan dapat berupa bintang atau delta.

Disini akan dijelaskan bagannana terjadinya medan putar itu. Perhatikan Gambar 2.12 berikut ini

Gambar 2.12 Medan Putar


Misalnya kumparan a-a; b-b; c-c dihubungkan 3 fasa, dengan fasa rnasing­-masing 120° (gambar 2.10 a) dan dialiri arus sinusoidal. Distribusi ia, ib, ic sebagai fungsi waktu adalah seperti gambar 2.10 b. pada keadaan tl, t2, t3, dan 14 fluks resultan yang ditimbulkan oleh kumparan tersebut masing-masing adalah seperti gambar 2.10 c, d, e, dan f.

Pada t1 fluks resultannya mempunyai arah sama dengan arah fluks yang dihasilkan oleh kumparan a-a; sedangkan t2 fluks resultannya dihasilkan oleh kumparan b-b.

Untuk t4, fluks resultannya berlawanan arah dengan fluks resultan yang dihasilkan pada saat tl. Dari gambar 2.10 c, d, e, dan f tersebut terlihat bahwa fluks resultan ini akan berputar satu kali. Oleh karena itu, untuk mesin dengan jumlah kutub lebih dari dua, Kecepatan sinkron dapat diturunkan menggunakan persamaan rumus 2.1.

Prinsip kerja Motor Induksi 3 Fasa :

a.       Ketika tegangan tiga fasa yang seimbang diberikan pada belitan stator, maka belitan stator akan menghasilkan arus yang mengalir pada tiap-tiap fasanya.

b.      Arus pada setiap fasa stator akan menghasilkan fluksi yang berubah terhadap waktu.

c.       Amplitudo fluksi yang dihasilkan pada fasa stator berubah secara sinusoidal dan arahnya tegak lurus terhadap belitan.

d.      Penjumlahan dari ketiga fluksi pada belitan stator disebut medan putar yang berputar dengan kecepatan sinkron (ns), besarnya nilai ns ditentukan oleh jumlah kutub p dan frekuensi f yang dirumuskan dengan persamaan 2.1.

e.       Akibat fluksi yang berputar tersebut maka timbul tegangan induksi pada belitan stator yang besarnya dapat dinyatakan dengan persamaan berikut:

                       

f.       Fluksi yang berpɸutar tersebut juga memotong belitan rotor. Akibatnya pada belitan rotor akan dihasilkan tegangan induksi (ggl) sebesar E2 yang besarnya dapat dinyatakan dengan persamaan berikut:

                  

Keterangan :                  

E2             = tegangan induksi pada rotor saat rotor dalam keadaan diam (volt)

N2                       = jumlah lilitan kumparan rotor

ɸmax        = fluksi maksimum (Wb)

                    f               = Frekuensi (Hz)

g.      Karena kumparan rotor merupakan rangkaian tertutup, maka tegangan induksi tersebut akan menghasilkan arus I2.

h.      Arus I2 ini berada pada medan magnet yang dihasilkan oleh stator, sehingga pada belitan rotor akan dihasilkan gaya (F).

i.        Gaya (F) ini akan menghasilkan torsi (τ), jika torsi yang dihasilkan ini lebih besar dari torsi beban, maka rotor akan berputar dengan kecepatan ns yang searah dengan medan putar stator.

j.        Ada perbedaan kecepatan medan putar pada stator (ns) dengan kecepatan putaran rotor (nr), perbedaan ini disebut slip (s) yang dapat dinyatakan dengan persamaan 2.2.

k.      Setelah rotor dalam keadaan berputar, besarnya tegangan yang diinduksikan pada belitan rotor akan dipengaruhiatau tergantung terhadap slip(s).

l.        tegangan induksi pada rotor dalam keadaan ini dapat dinyatakan dengan persamaan berikut:

E2S = 4,44fN2Ømax (volt)                                                               (2.20)

E2S =SE2                                                                                                                    (2.21)

Keterangan :

E2s = tengangan pada rotor dalam keadaan berputar (volt)

f 2 = s.f  = frekuensi rotor (frekuensi tegangan induksi pada rotor dalam keadaan berputar)

m.    Akibat adanya slip (s), maka nilai frekuensi pada rotor (ƒ2) dan reaktansi rotor (x2) akan dipengaruhi oleh slip, yang dapat dinyatakan dengan s ƒ dan sx2.

n.      Jika kecepatan putaran rotor (nr) sama dengan kecepatan medan putar stator (ns), maka slip bernilai nol, tidak ada fluks yang memotong belitan rotor sehingga pada belitan rotor tidak diinduksikan tegangan, maka tidak ada arus yang mengalir pada belitan rotor, sehingga rotor tidak berputar, karena tidak ada gaya yang terjadi pada rotor.

2.4.3.      Jenis - jenis Pengasutan Motor Induksi 3 Fasa

Dalam pengasutan konvensional motor induksi 3 fasa dikenal 3 jenis pengasutan yaitu pengautan DOL (Direct On Line), pengasutan Ү-Δ (Star-Delta) dan pengasutan Autotrafo.

Sedangkan pengasutan modern motor induksi 3 fasa ada 2 jenis yaitu Soft Starter dan VFD (Variable Frequency Drive).

1.      Pengasutan DOL (Direct On Line)

2.      Pengasutan Ү-Δ (Star-Delta)

3.      Pengasutan Auto Trafo

4.      Pengasutan Soft Starter

5.      Pengasutan VFD (Variable Frequency Drive)


BAB III
METODE PENELITIAN

 

Dalam melakukan sebuah pengujian mengenai perbaikan faktor daya (cos 𝞿) dapat dilakukan dengan berbagai metode seberti berikut :

1.                  Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan dalam pembuatan tugas akhir ini yaitu :

1.      Laptop

2.      Alat Tulis

3.      Kalkulator

Adapun Bahan yang digunakan dalam pembuatan tugas akhir ini yaitu :

1.      Katalog Kapasitor Bank

2.      Wiring diagram water intake

3.      Data daya dan chos phi water intake

2.                  Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa cara (metode) yang diterapkan dalam proses pengumpulan data pengujian ini yaitu :

a.       Metode Literatur, yang mencari informasi atau memperoleh keterangan dengan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan topic permasalahan dalam penulisan tugas akhir ini.

b.      Metode Eksperimen, yaitu metode percobaan dengan melakukan perhitungan menggunakan rumus kapasitas kapasitor yang ada

 

3.                  Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang digunakan dimulai dari pengumpulan data yang dibutuhkan seperti cos phi saat ini, daya (KVA) pemakaian, jumlah beban, kapasitas beban yang digunakan. Data-data tersebut kemudian dijadikan sebagai dasar untuk menghitung berapa kapasitas kapasitor yang dibuthkan apabila nilai faktor daya yang diinginkan yaitu sebesar 0,9. Data yang akan diolah dapat dilihat pada tabel data motor berikut ini :

Tabel 3.1 Data Daya Motor Induksi Plant Water Intake

No

Kode Beban

Daya Aktif untuk P (KW)

Daya Semu untuk Q (KVA)

Faktor Daya Q (Cos Ø)

1

56-GA 4002 A

650

812,5

0,8

2

56-GA 4002 B

650

812,5

0,8

3

64-GA 4001 A

150

187,5

0,8

4

64-GA 4001 B

150

187,5

0,8

5

56-GA 4002 C

650

812,5

0,8

6

56-GA 4001 C

132

165

0,8

7

56-GA 4003 A

3,7

4,625

0,8

8

56-GA 4003 B

3,7

4,625

0,8

9

56-GA 4003 C

3,7

4,625

0,8

10

56-GA 4003 D

3,7

4,625

0,8

 

Untuk lebih jelas lagi dapat dilihat melalui flow chart pada Gambar 3.1 berikut ini.


3.      Metode Simulasi

 

Metode simulasi yang digunakan pada perhitungan ini  adalah dengan menggunakan persamaan dari menghitung kapasitas kapasitor seperti persamaan 2.10 berikut ini :

                                                          

Keterangan :

Qc       = Daya reaktif kapasitor bank yang dibutuhkan (KVAR)

Q1       = Daya Reaktif sebelum perbaikan

Q2       = Daya Reaktif yang ingin dicapai

Q         = Daya Reaktif

S          = Daya Terpasang/ Daya Semu (KVA)

P          = Daya Aktif (KW)

5.      Metode Analisa

Analisa yang digunakan berdasarkan data yang diperoleh setelah perhitungan yang kemudian hasil dari perhitungan tersebut dianalisa apakah mencapai target yang diinginkan dan mendapat keuntungan yang signifikan.

 

 

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

 

4.1.            Data-Data Untuk Perhitungan Kapasitas Kapasitor Bank

4.1.1        Data Beban Motor Induksi

Sebagai dasar perhitungan jumlah kapasitas kapasitor bank menggunakan data dari beban motor induksi yang ada pada water intake, dengan menggunakan rumus berikut ini :

Apabila digunakan pada beban akan menghasilkan Q1 dan Q2 sebagai berikut :

 

 

 

Berdasarkan hasil perhitunan diatas, maka data-data tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini :

Tabel 4.1 Spesifikasi Motor Induksi pada Water Intake

No

Kode Beban

Daya Aktif untuk P (KW)

Daya Semu untuk Q1 (KVA)

Daya Semu untuk Q2 (KVA)

Faktor Daya Q1 (Cos Ø)

Faktor Daya Q2 (Cos Ø)

1

56-GA 4002 A

650

812,5

722

0,8

0,9

2

56-GA 4002 B

650

812,5

722

0,8

0,9

3

64-GA 4001 A

150

187,5

166,5

0,8

0,9

4

64-GA 4001 B

150

187,5

166,5

0,8

0,9

5

56-GA 4002 C

650

812,5

722

0,8

0,9

6

56-GA 4001 C

132

165

146,7

0,8

0,9

7

56-GA 4003 A

3,7

4,625

4

0,8

0,9

8

56-GA 4003 B

3,7

4,625

4

0,8

0,9

9

56-GA 4003 C

3,7

4,625

4

0,8

0,9

10

56-GA 4003 D

3,7

4,625

4

0,8

0,9

 

4.1.2        Data Energi Listrik yang Digunakan

Sebagai dasar perhitungan untuk efisiensi daya yang akan dihemat, maka diperlukan data Daya (KVAR) yang digunakan setiap bulannya. Berikut data Tabel 4.2 yang merupakan data penggunaan daya KVAR plant water intake setiap bulannya.

 

Tabel 4.2 Tabel Pembayaran Rekening PLN Per Bulan Tahun 2019 Plant

    Water Intake PT. Pupuk Iskandar Muda

 

NO

BULAN

LWBP

WBP

KVARh

Pemakaian kWh

Pemakaian kWh

Kelebihan Tiap Bulan

1

Januari

214.976

37.248

27.445

2

Februari

290.384

59.312

43.684

3

Maret

322.528

63.632

50.245

4

April

297.088

60.624

39.643

5

Mei

331.985

64.238

52.785

6

Juni

317.920

65.152

41.503

7

Juli

287.376

61.296

33.551

8

Agustus

338.496

68.000

39.348

9

September

324.192

66.096

44.597

10

Oktober

236.224

45.152

39.035

11

Nopember

191.632

30.368

27.157

 

Berdasarkan tabel 4.2, maka rata-rata pemakaian KVARh/tahun yaitu 39.908/tahun.

4.1.3        Data Cos Phi Saat ini

Untuk data perbandingan cos phi, maka diperlukan data cos phi sebelum dilakukannya perbaikan faktor daya (cos phi saat ini). Berikut data cos phi pada plant water intake yang terlampir pada Lampiran 1.

4.2.            Rangkaian Pemasangan Kapasitor Bank Pada Beban

Berdasarkan gambar rangkaian diagram beban pada water intake seperti pada Lampiran 2, penulis akan memasang kapasitor bank pada setiap beban (Individual Compensation), seperti pada gambar Lampiran 3.

4.3             Perhitungan Kapasitas Kapasitor Bank yang Dibutuhkan.

Dengan data sesuai dengan tabel 4.1 diatas, maka dapat dihitung kapasitas kapasitor bank yang dibutuhkan yaitu :

1.      Motor Induksi 56-GA 4002 A

            Qc       = Q1 – Q2

                        = 487,5 KVAR – 314 KVAR

                        = 173,5 KVAR

Sehingga arus yang mengalir pada kapasitor berdasarkan daya reaktif diatas adalah :

Harga reaktansi kapasitif adalah :

            Maka harga kapasitor

            

Jika dimasukkan ke dalam tabel, maka jumlah kapasitas kapasitor yang dibutuhkan adalah seperti pada tabel 4.3 berikut ini :

Tabel 4.3 Kapasitas Kapasitor yang Dibutuhkan dengan Sistem Individual Compensation

 

No

Kode Beban

Daya Reaktif (KVAR)

Kapasitas Kapasitor (µF)

1

56-GA 4002 A

173,5

3837

2

56-GA 4002 B

173,5

3837

3

64-GA 4001 A

40,5

884,6

4

64-GA 4001 B

40,5

884,6

5

56-GA 4002 C

173,5

3837

6

56-GA 4001 C

35

776,8

7

56-GA 4003 A

1,3

28,5

8

56-GA 4003 B

1,3

28,5

9

56-GA 4003 C

1,3

28,5

10

56-GA 4003 D

1,3

28,5

 

4.4             Jumlah Kapasitor Bank yang Akan Digunakan

Setelah melakukan perhitungan kapasitas kapasitor yang akan  digunakan, maka dapat di tentukan kapasitas kapasitor yang akan dipasang dengan melihat catalog kapasitor bank Schneider yang terlampir pada lampiran 4. Nilai kapasitor bank yang akan digunakan dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini.

Tabel 4.4. Nilai Kapasitas Kapasitor Bank Berdasarkan Nilai KVAR Beban

No

Kode Beban

Daya Reaktif (KVAR)

Kapasitas Kapasitor (µF)

Kapasitor bank yang digunakan ( F)

1

56-GA 4002 A

173,5

3837

4700

2

56-GA 4002 B

173,5

3837

4700

3

64-GA 4001 A

40,5

884,6

1000

4

64-GA 4001 B

40,5

884,6

1000

5

56-GA 4002 C

173,5

3837

4700

6

56-GA 4001 C

35

776,8

1000

7

56-GA 4003 A

1,3

28,5

 

 

9

8

56-GA 4003 B

1,3

28,5

9

56-GA 4003 C

1,3

28,5

10

56-GA 4003 D

1,3

28,5

 

4.5             Efisiensi Daya Listrik (KVAR) yang Ditimbulkan

Efisiensi           =  Q sebelum – Q sesudah

                                    =  (487,5 + 487,5 + 112,5 + 112,5 + 487,5 + 99 + 2,8 + 2,8

    + 2,8 +2,8 ) KVAR – ( 314 + 314 + 72 + 72 + 314 + 64 +

    1,5 + 1,5 + 1,5 + 1,5 ) KVAR

                                    = 1.797,7 KVAR – 1156 KVAR

                                    = 641,7 KVAR

Jadi, daya listrik (KVAR) yang dapat dihemat adalah sebesar 641,7 KVAR/tahun.

                                   


 

DAFTAR PUSTAKA

 

Alland, Khadafi. 2014. Perancangan Kebutuhan Kapasitor Bank Untuk Perbaikan Faktor Daya Pada Line Mess I Di PT. Bumi Lamongan Sejati (WBL). Surabaya

 

Dani, Ahmad dan Hasanuddin, Muhammad. 2018. Perbaikan Faktor Daya Menggunakan Kapasitor Sebagai Kompensator Daya Reaktif (Studi Kasus Stt Sinar Husni ). STT Sinar Husni. Kisaran Sumatera Utara

Noor, Syamsudin dan Saputera, Noor.  2014.  Efisiensi Pemakaian Daya Listrik Menggunakan Kapasitor Bank. Banjarmasin

 

Roffi, Ahmad. dkk. 2018. Analisa Penggunaan Kapasitor Bank Dalam Upaya Perbaikan Faktor Daya. Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

 

Schneider. 2010. Reactive Energy Management. New Delhi 

 

Yahni, Ahmad. 2017. Pemasangan Kapasitor Bank untuk Perbaikan Faktor Daya.Medan