Saturday, August 3, 2019

Makalah Jenis-Jenis Pentanahan


MAKALAH
PENTANAHAN
(Jenis-Jenis Pentanahan)




Oleh :

                                       Kelompok               : 3
                                       Anggota                   : 1. Arif Alqaf
                                                                          2. M. Rizky Munandar
                                                                          3. Rizka Amalia
                                                                          4. Tansur
                                                                          5. Cici Handesri Mahesa
                                       Program Studi        : Teknologi Listrik
                                       Jurusan                   : Teknik Elektro



PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LISTRIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE
2019





KATA PENGANTAR


          Alhamdulillah, berkat rahmat dan hidayat dari ALLAH SWT, penulis telah dapat menyusun sebuah makalah mata kuliah Sistem Pentanahan TL dengan judul “Jenis-Jenis Pentanahan”. Selawat dan salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad saw, Yang mana telah membawa kita  dari alam yang bodoh ke alam yang penuh ilmu pengetahuan dan tidak lupa pula kepada sahabat Nabi Muhammad yang telah berjuang untuk menegakkan agama ALLAH  SWT. Adapun tujuan dari penulis menulis makalah ini adalah untuk memenuhi tugas atau untuk memberitahukan hasil yang telah penulis dapatkan selama melakukan pembuatan makalah ini. Terwujudnya makalah ini hanya didasari oleh rasa tanggung jawab pribadi penulis, tetapi juga atas dorongan dan bantuan dari beberapa pihak.
Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga Kepada :
1.      Dosen Pengajar.
2.      Teman-teman TL 3A.
             Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritikan yang sifatnya membantu penulis dalam penulisan makalah untuk selanjutnya. atas saran dan kritikan tersebut penulis ucapkan terimah kasih.

Buketrata, 05 Februari 2019
Penyusun


Cici Handesri Mahesa
1620403001







ABSTRAK

Sistem pentanahan (grounding) adalah sistem hubungan penghantar yang menghubungkan sistem, badan peralatan dan instalasi dengan bumi (Ground) sehingga dapat mengamankan manusia (Human) dari sengatan listrik, dan mengamankan komponen komponen instalasi dari bahaya tegangan/arus abnormal. Pada saat ini pemasangan pentanahan pada titik netral dari sistem tenaga merupakan suatu keharusan, karena sistem ini sudah besar dengan jangkauan yang  luas dan tegangan yang tinggi. Pentanahan titik netral ini dilakukan pada alternator pembangkit listrik dan transformator daya pada gardu – gardu induk dan gardu – gardu distribusi. Untuk sistem pentanahan sendiri memiliki 3 jenis secara garis besar yaitu pentanahan  sistem, pentanahan peralatan dan pentanahan penangkal petir yang bemiliki fungsi masing-masing.

Kata Kunci : Pentanahan, Jenis, Sistem 






  BAB I
Hal yang perlu diperhatikan dalam kehandalan beroperasinya sistem kelistrikan dan keamanan pada manusia yang berada disekitarnya adalah Sistem Pentanahan Tenaga Listrik. Sistem pentanahan merupakan sistem pengamanan terhadap gangguan yang sering terjadi pada peralatan listrik atau jaringan terhadap petir, yang berupa gangguan hubung singkat ke tanah. Untuk keperluan peningkatan kehandalan sistem tenaga listrik pada suatu sistem kelistrikan dalam menjaga peralatan elektronik, menjaga manusia, dan menjaga sistem tenaga listrik sendiri dari tegangan atau arus lebih maka diperlukannya  sistem pentanahan (grounding).
Biasanya grounding sendiri dipasang pada pentanahan sistem, pentanahan peralatan dan pentanahan penangkal petir dengan fungsi yang secara umum sama yaitu untuk mengamankan baik itu peralatan, manusia, maupun sistem tenaga listrik itu sendiri. Dengan fungsi tersebut maka sistem pentanahan dibagi menjadi  beberapa jenis untuk mempermudah dalam pemasangannya. Dari terdapatnya berbagai macam jenis penatanahan tersebut, maka muncul lah tugas membuat makalah mengenai jenis-jenis sistem pentanahan ini agar dapt memahasi dan menganalisa lebih lanjut mengenai berbagai macam jenis-jenis pentanahan ini.

1.      Apa saja jenis-jenis system pentanahan ?
Penulisan makalah kelompok ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Pentanahan TL, Program Sudi Teknologi Listrik, Jurusan Teknik Elektro Politeknik negeri Lhokseumawe.
Maksud dan tujuan khusus penulisan makalah ini adalah :
1.      Memperluas wawasan mengenai jenis-jenis sistem pentanahan.
  1. Dapat mengetahui sistem pentanahan secara garis besar.





2.1 Dasar Teori
 Sistem pentanahan adalah sistem hubungan penghantar yang menghubungkan sistem, badan peralatan dan instalasi dengan bumi/tanah sehingga dapat mengamankan manusia dari sengatan listrik, dan mengamankan komponen-komponen instalasi dari bahaya tegangan/arus abnormal. Oleh karena itu, sistem pentanahan menjadi bagian esensial dari sistem tenaga listrik. Pentanahan tidak terbatas pada sistem tenaga saja, namun mencakup juga sistem peralatan elektronik, seperti telekomunikasi, komputer, dll. Secara umum, tujuan sistem pentanahan adalah menjamin keselamatan orang dari sengatan listrik baik dalam keadaan normal atau tidak dari tegangan sentuh dan tegangan langkah, menjamin kerja peralatan listrik/elektronik, mencegah kerusakan peralatan listrik/elektronik, dan menyalurkan energi serangan petir ke tanah.
Sistem pentanahan yang digunakan baik untuk pentanahan netral dari suatu sistem tenaga listrik, pentanahan sistem penangkal petir dan pentanahan untuk suatu peralatan khususnya dibidang peralatan khususnya dibidang telekomunikasi dan elektronik perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena pada prinsipnya pentanahan tersebut merupakan dasar yang digunakan untuk suatu sistem proteksi. Tidak jarang orang umum atau awam maupun seorang teknisi masih ada kekurangan dalam memprediksikan nilai dari suatu hambatan pentanahan. Besaran yang sangat dominan untuk diperhatikan dari suatu sistem Pentanahan adalah hambatan sistem suatu sistem pentanahan tersebut.

Agar sistem pentanahan dapat bekerja secara efektif, harus memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut;
1.  Membuat jalur impedansi rendah ke tanah untuk pengamanan personil dan peralatan, menggunakan rangkaian efektif.
2.   Dapat melawan dan menyebarkan gangguan berulang dan arus akibat surja hubung (surge currents).
3.    Menggunakan bahan tahan korosi terhadap berbagai kondisi kimiawi tanah, untuk meyakinkan kontinuitas penampilannya sepanjang umur peralatan yang dilindungi.
4.  Menggunakan system mekanik yang kuat namun mudah pelayanan.

            Tujuan system pentanahan :
  •      Menjaga keselamatan orang dari sengatan listrik baik dalam keadaan normal atau tidak dari sengatan sentuh atau sengatan langkah.
  •        Menjamin kerja peralatan listrik/elektronik.
  •        Mencegah kerusakan peralatan listrik/elektronik.
  •        Menyalurkan energi serangan petir ketanah.
  •        Menstabilkan tegangan dan memperkecil kemungkinan terjadinya flashover.


2.2 Pembahasan
Secara garis besar sistem pentanahan dapat dibedakan menjadi tiga yaitu;
1.      Pentanahan sistem .
2.      Pentanahan peralatan .
3.      Pentanahan penangkal petir.
Berdasarkan IEEE system pentanahan terbagi menjadi 3 yaitu :
1.      TN (Terre  Neutral)
2.      TT (Double Terre)
3.      IT (Isolated Terre)

      A.    Pentanahan Sistem
Sistem dengan titik netral ditanahkan adalah suatu sistem yang titik netral dari sistem tersebut sengaja dihubungkan ke tanah,baik melalui impedansi maupun secara langsung.
Adapun tujuan pentanahan titik netral sistem adalah sebagai berikut :
1.      Menghilangkan gejala-gejala busur api pada suatu sistem.
2.      Membatasi tegangan-tegangan pada fasa yang tidak terganggu (pada fasa yang sehat).
3.      Meningkatkan keandalan (realibility) pelayanan dalam penyaluran tenaga listrik.
4.      Mengurangi/membatasi tegangan lebih transient yang disebabkan oleh penyalaan bunga api yang berulang-ulang (restrike ground fault).
5.      Memudahkan dalam menentukan sistem proteksi serta memudahkan dalam menentukan lokasi gangguan
      B.     Pentanahan Peralatan
Pentanahan peralatan sistem pentanahan netral pengaman (PNP) adalah tindakan pengamanan dengan cara menghubungkan badan peralatan / instalasi yang diproteksi dengan hantaran netral yang ditanahkan sedemikian rupa sehingga apabila terjadi kegagalan isolasi tidak terjadi tegangan sentuh yang tinggi sampai bekerjanya alat pengaman arus lebih. Yang dimaksud bagian dari peralatan ini adalah bagian-bagian mesin yang secara normal tidak dilalui arus listrik namun dalam kondisi abnormal dimungkinkan dilalui arus listrik.
Pentanahan Peralatan bertujuan:
1.      Untuk membatasi tegangan antara bagian-bagian peralatan yang tidak dilalui arus dan antara bagian-bagian ini dengan tanah sampai pada suatu harga yang aman untuk semua kondisi operasi normal atau tidak normal.
2.      Untuk memperoleh impedansi yang kecil/rendah dari jalan balik arus hubung singkat ke tanah.
      C.    Pentanahan Penangkal Petir
Penangkal Petir untuk menghindari timbulnya kecelakaan atau kerugian akibat sambaran petir, maka diadakan usaha pemasangan instalasi penangkal petir pada bangunan akibat sambaran petir ini akan mengakibatkan ke langsung objek tersambar. Dengan adanya instalasi penangkal petir, maka diharapkan sambaran petir dapat dikendalikan melalui instalasi penangkal petir yang diteruskan kebumi tanpa merusak benda disekitarnya.

Ada 3 bagian utama pada penangkal petir yaitu :
1.         Batang penangkal petir

Gambar 2.1. Batang penangkal petir diatas gedung
Sebuah batang logam atau konduktor yang dipasang di atas gedung yang terhubung ke tanah melalui kawat, untuk melindungi bangunan pada saat terjadi petir. Dibuat runcing karena muatan listrik mempunyai sifat mudah berkumpul dan lepas pada ujung logam yang runcing. Dengan demikian dapat memperlancar proses tarik menarik dengan muatan listrik yang ada di awan.
2.      Kabel konduktor

Gambar 2.2. Kabel BC 50 mm sebagai Konduktor
Kabel konduktor terbuat dari jalinan kawat tembaga. Diameter jalinan kabel konduktor sekitar 1 cm hingga 2 cm . Kabel konduktor berfungsi meneruskan aliran muatan listrik dari batang muatan listrik ke tanah. Kabel konduktor tersebut dipasang pada dinding di bagian luar bangunan.
3.      Elektroda pentanahan

Gambar 2.3. Gambar elektroda tipe batang(rod)
Elektroda pentanahan (grounding) suatu konduktor yang ditanam dalam tanah berfungsi mengalirkan muatan listrik dari kabel konduktor ke bumi dan memiliki nilai tahanan yang digunakan sebagai acuan terhadap baik buruk suatu pentanahan. Batang pentanahan biasanya terbuat dari bahan tembaga berlapis baja.
Sistem-sistem penangkal petir:
1.      Sistem Franklin (sistem Konvensional)

Gambar 2.4. Penangkal petir Sistem Franklin
Sebuah batang yang runcing dari bahan cooper spit yang dipasang pada paling atas bangunan, dan dihubungkan dengan batang tembaga menuju elektroda tanah (mencapai permukaan air). Daerah yang dilindungi sari sambaran petir berbentuk segitiga kerucut dengan ujung penyalur petir pada puncaknya. Disistem ini hanya menggunakan sebuah spit pengangkal petir yang dipasang pada tempat tertinggi.
2.      Sistem Faraday (sangkar faraday) atau Strapping

Gambar 2.5. Penangkal Petir Sistem Faraday / Strapping
Pada prinsipnya seperti franklin tetapi dibuat memanjang atau berbentuk sangkar sehingga jangkauan lebih luas. Sistem ini dipakai pada bangunan yang punya atap yang luas. Dalam satu bangunan menggunakan lebih dari 4 spit sebagai penangkal petir.
3. Sistem Radio Aktif

Gambar 2.6. Batang Finial Sistem Penangkal Petir Radioaktif
Sistem ini cocok untuk bangunan tinggi. Satu bangunan cukup menggunakan sebuah penangkal petir. Alatnya disebut Preventor, yang bekerja berdasarkan reaksi netralisasi ion dengan menggunakan bahan radio aktif. Keseluruhan kebocoran pada alat ini dapat mengakibatkan radiasi. Oleh karena itu, alat ini dilarang. Sebagai gantinya ada system penangkal petir model Energi Froide (electrostatic Field) atau yang terkenal dengan EF.

2.2.1.2 Pentanahan Menurut IEEE
       A.    TN (Terre  Neutral)
1.      Sistem TN-C        : Jika N dan konduktor PE terhubung (PEN) 
Pada sistem TN-C, saluran netral dari peralatan distribusi utama (sumber listrik) terhubung lansung dengan saluran netral konsumen dan frame dari peralatan yang terpasang. 
Dengan sistim ini konduktor netral digunakan sebagai konduktor pelindung dan gabungan antara netral dengan pembumian sisi frame peralatan dikenal sebagai konduktor PEN (Protective Earthing and Neutral)
Berikut gambar 2.7 yang menjadi gambaran system TN-C

Gambar 2.7 sistem TN-C
Sistem ini tidak diizinkan untuk konduktor kurang dari 10 mm2 atau untuk peralatan portabel. Hal ini dikarenakan bila terjadi gangguan maka pada saat yang sama konduktor PEN membawa arus unbalance phasa serta arus harmonisa tingkatan ketiga dan kelipatannya. 
Untuk mengurangi dampak terhadap peralatan dan makhluk hidup disekitar peralatan tersebut, maka pada penerapan sistim TN-C, konduktor PEN harus terhubung kesejumlah batang elektroda untuk pembumian pada instalasi tersebut. 

2.      Sistem TN-S         : Jika N dan konduktor PE terpisah 
3.      Sistem TN-C-S     : Gabungan antara TN-C dan TN-S, dalam tingkatan distribusi listrik TN-S diterapkan pada peralatan dibawah peralatan yang menggunakan TN-C, biasanya peralatan setelah power suplay. 
Secara keseluruhan system dapat dilihat pada gambar 2.7 berikut ;

Gambar 2.8 Sistem Pentanahan TN, TT DAN IT
       B.     TT (Double Terre)
Pada sistem TT, bagian netral  sumber listrik tidak terhubung langsung dengan pembumian netral pada sisi konsumen (instalasi peralatan). Pada sistim TT, konsumen harus menyediakan koneksi mereka sendiri ke bumi, yaitu dengan memasang elektroda bumi yang cocok untuk instalasi tersebut .

Gambar 2.8 Sitem Pentanahan TT
      C.     IT (Isolated Terrei)
Dari huruf pertamanya ( I ) sudah jelas bahwa , pada sistim pembumian dengan jenis IT ini, netral nya isolated (tidak terhubung) dengan bumi. Titik PE tidak terhubung ke saluran netral tetapi lansung dihubungkan ke pembumian.

Gambar 2.9 Sistem Pentanahan IT
Pada penerapannya, titik netral pada sistim IT tidak benar – benar terisolasi dengan bumi, tetapi masih dihubungkan dengan impdedansi Zs yang nilainya sangant tinggi yaitu sekitar 1000 ohm sampai 3000 ohm. Hal ini untuk tujuan membatasi level tegangan over voltage ketika terjadinya ganguan pada sistim tersebut.





BAB III

3.1 Kesimpulan
Setelah pembuatan makalah mengenai jenis-jenis sistem pentanahan ini, dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain :
1.      Sistem pentanahan adalah sistem hubungan penghantar yang menghubungkan sistem, badan peralatan dan instalasi dengan bumi/tanah sehingga dapat mengamankan manusia dari sengatan listrik, dan mengamankan komponen-komponen instalasi dari bahaya tegangan/arus abnormal.
2.      Secara garis besar sistem pentanahan dapat dibedakan menjadi tiga yaitu;
4.      Pentanahan sistem .
5.      Pentanahan peralatan .
6.      Pentanahan penangkal petir.
3.      Berdasarkan IEEE system pentanahan terbagi menjadi 3 yaitu :
4.      TN (Terre  Neutral)
5.      TT (Double Terre)
6.      IT (Isolated Terre)

3.2 Analisa
            Setelah penyelesaian makalah ini, dapat diketahui bahwa sistem pentanahan sangat penting bagi sistem ketenaga listrikan sebagai proteksi bagi manusia, peralatan, dan sistem itu sendiri. Ada beberapa jenis dari system pentanahan sendiri. Secara garis besar disebutkan bahwa jenis-jenis pentanahan terdiri dari tiga macam yaitu pentanahan system, pentanahan peralatan dan pentanahan penangkal petir. Sedangkan menurut IEEE, sistem pentanahan terdiri dari tiga juga yaitu TN (Terre Neutral), TT ( Double Terre) dan IT ( Isolated Terre).

3.3 Saran
1.      Penulisan harus lebih baik lagi kedepannya.






DAFTAR PUSTAKA


Jenis-jenis sistem pentanahan .pdf







*Makalah diatas mungkin terlalu jauh dari kata sempurna, namun penulis berharap dapatmembantu teman-teman terkhususnya bagi mahasiswa jurusan teknik elektro.
Hidup Anak Teknik :)








No comments:

Post a Comment