MAKALAH
Praktikum Kimia
Korosi
Disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran
kimia tentang korosi (perkaratan) pada besi paku.
OLEH KELOMPOK 2 :
·
CICI
HANDESRI MAHESA
·
DODI
WIJAYA
·
MALIK
SANDRA
·
PUTI
MARGUBAH
·
WIBY
OKTAVINDRIA
KELAS XII IPA 2
SMA NEGERI 4 KOTA PAYAKUMBUH
TAHUN AJARAN 2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan lancar. Shalawat dan salam semoga tetap
dilimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa kedamaian
dan rahmat bagi semesta alam.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah memenuhi
tugas dari mata pelajaran kimia tentang korosi pada besi (paku).
Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada:
1.
Allah SWT. Yang telah
memgizinkan penulis menyelesaikan makalah ini.
2.
Teman-teman kelas
XII IPA 2 yang telah memberikan dukungan
kepada penulis dalam penyelesaian penulisan makalah ini.
Dan segala pihak yang telah memberikan dukungan dalam
penyusunan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat dalam dunia pendidikan terkhususnya pada mata pelajaran
kimia kelas XII IPA.
Payakumbuh, Oktober 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii
ABSTRAK.............................................................................................................................. 1
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................... 2
1.1. Latar Belakang....................................................................................................................2
1.2. Rumusan Masalah
..............................................................................................................3
1.3. Tujuan Penelitian
................................................................................................................3 BAB II PRAKTIKUM............................................................................................................4
2.1. Praktikum............................................................................................................................4
2.2. Pembahasan Tabel
Praktikum.............................................................................................4
BAB III PEMBAHASAN........................................................................................................6
KESIMPULAN dan
SARAN..................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................7
ABSTRAK
Kata korosi
berasal dari bahasa latin “corrodere”
yang artinya perkaratan logam. Korosi adalah peristiwa rusaknya logam karena
reaksi dengan lingkungannya (Roberge, 1999). Definisi lainnya adlah korosi
merupakan rusaknya logam karena adanya zat penyebab korosi, korosi adalah
fenomena elektrokimia dan hanya menyerang logam (Gunaltun, 2003). Dalam bahasa
sehari-hari korosi disebut dengan perkaratan.
Korosi atau perkaratan adalah
reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungan yang menghasilkan
senyawa-senyawa yang tak dikehendaki. Korosi atau perkaratan sangat lazim
terjadi pada besi. Besi merupakan logam yang mudah berkarat. Karat besi
merupakan zat yang dihasilkan pada peristiwa korosi, yaitu berupa zat padat
berwarna coklay kemerahan yang bersifat rapuh serta berpori.
Korosi pada besi juga
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti: tingkat keasaman/zat terlarut
pembentuk asam, kontak langsung dengan senyawa elektrolit, kontak dengan logam
lain, kerapatan logam, adanya O2, letak logam dalam deret potensial
reduksi.
Selain ada yang menyababkan
terjadinya korosi, ada juga faktor yang dapat mencegah terjadinya korosi pada
besi, diantaranya :
1. Mengusahakan pencampuran zat-zat dalam logam
tersebar homogen.
2. Mengecat untuk mencegah kontak permukaan logam
dengan udara.
3. Melumuri dengan oli atau gemuk untuk mencegah
kontak dengan air.
4. Pelapisan dengan timah (tin plating).
5. Penyalutan (galvanisasi).
6. Pelapisan dengan kromium (cromium plating).
7. Perlindungan katodik/pengorbanan anode (sacrificial protection).
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Korosi
merupakan proses degradasi, deteorisasi, pengrusakan material yang disebabkan
oleh pengaruh lingkungan sekelilingnya. Adapun prosesnya yakni merupakan reaksi
redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di sekelilingnya tersebut. Dalam
bahasa sehari-hari korosi disebut dengan perkaratan.
Kata
korosi berasal dari bahasa latin “corrodere”
yang artinya pengrusakan logam atau perkaratan. Jadi jelas korosi dikenal
sangat merugikan. Korosi merupakan sistem termodinamika logam dengan
lingkungannya, yang berusaha untuk mencapai kesetimbangan. Sistem ini dikatakan
setimbang bila logam telah membentuk oksida atau senyawa kimia lain yang lebih
stabil.
Pencegahan korosi merupakan salah satu masalah
penting dalam ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Besi adalah salah satu
dari banyak jenis logam yang penggunaannya sangat luas dalam kehidupan
sehari-hari. Namun kekurangan dari besi ini adalah sifatnya yang sangat mudah
mengalami korosi. Padahal besi yang telah mengalami korosi akan kehilangan
nilai jual dan
fungsi komersialnya. Ini tentu saja akan merugikan sekaligus membahayakan.
Berdasarkan dari asumsi tersebut, percobaan ini difokuskan dalam upaya
pencegahan terjadinya peristiwa korosi ini khususnya pada besi. Selain itu pada
percobaan ini akan diketahui faktor-faktor apa sajakah yang dapat menimbulkan korosi dan faktor-faktor yang dapat menghambat terjadinya korosi sesuai dengan
sifat-sifat kimianya.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses korosi ?
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya
korosi ?
3. Faktor apa saja yang dapat menghambat terjadinya
korosi ?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana terjadinya proses
korosi.
2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang
mempengaruhi terjadinya korosi.
3. Untuk mengetahui faktor apa saja yang dapat
menghambat terjadinya korosi.
BAB II
PRAKTIKUM
2.1. Praktikum
§ Jadwal Praktikum
Hari, tanggal : Rabu, 30 September 2015
Tempat : Labor Kimia SMAN 4 Payakumbuh
Waktu : Jam 3-4 pelajaran kimia
Acara : Praktikum perkaratan pada besi
(paku)
Lama pengamatan : 5 hari (1– 5 Oktober 2015)
§ Alat dan Bahan
1. 7 paku kecil sama besar
2. 7 tabung reaksi
3. Lebel nama
4. Minyak tanah
5. Air
6. NaCl
7. NaOH
8. Air suling yang telah dididihkan
9. Air garam
10. 2 penutup tabung reaksi
§ Langkah kerja
1. Siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Beri tanda masing-masing tabung reaksi dengan
nama yang berbeda, sesuai dengan air yang akan diisikan ( minyak tanah, air
yang dibuka, air yang ditutup, NaCl, NaOH, air suling yang dididihkan, dan air
garam).
3. Masukkan jenis air yang sesuai dengan nama pada lebel
nama yang telah ditempelkan pada tabung reaksi.
4. Masukkan sebuah paku ke dalam tiap-tiap tabung
reaksi yang telah diisi oleh masing-masing jenis air.
5. Amati perubahan yang terjadi pada paku selama
selang waktu yang telah ditentukan.
6. Catat semua perubahan yang terjadi pada paku ke
dalam tabel data.
7. Buat kesimpulan dari hasil pengamatan tersebut.
§ Tabel Hasil Pengamatan
Nomor
|
Jenis air
|
Pengamatan
hari ke
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||
1.
|
Paku+minyak tanah
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
2.
|
Paku+air dibuka
|
Mulai ada karatan
|
Mulai berkarat (sedikit)
|
Ada karatan bagian bawah paku
|
Air mulai menguning
|
Air menguning dan karat jelas
terlihat
|
3.
|
Paku+air ditutup
|
-
|
Mulai ada karatan
|
Mulai berkarat (sedikit)
|
Ada karatan bagian bawah paku
|
Air mulai menguning
|
4.
|
Paku+air suling didihkan
|
-
|
Mulai ada karatan
|
Mulai berkarat (sedikit)
|
Karat terlihat pada ujung paku
|
Air menguning
|
5.
|
Paku+air garam
|
Mulai ada karatan
|
Mulai berkarat (sedikit)
|
Karat tampak banyak pada
ujung paku
|
Air mulai menguning
|
Air kuning dan karaat lebih
banyak bagian bawah paku
|
6.
|
Paku+NaOH
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
7.
|
Paku+NaCl
|
Mulai ada karatan
|
Mulai berkarat (sedikit)
|
Karat mulai tampak jelas dan
banyak
|
Air berubah warna kekuningan
dan karat tampak banyak
|
Air memerah dan karat
terlihat banyak merata
|
2.2.Pembahasan Tabel Hasil Pengamatan
1. Paku+minyak tanah :
Pada hari pertama sampai hari ke lima tidak terlihat terjadinya perkaratan,
dengan bukti tidak berubahnya warna pada paku dan minyak tanah.
2. Paku+air dibuka :
Pada hari pertama sudah terlihat tanda-tana perkaratan pada ujung paku, pada
hari kedua sampai ke lima selalu terlihat perubahan hingga akhirnya warna air
ikut berubah menguning dan karat menjadi jelas pada hari kelima.
3. Paku+air ditutup :
Pada hari pertama belum terlihat perubahan pada paku dan air, pada hari kedua
baru terlihat bercak-bercak karat,dan pada hari ke lima air baru terlihat
menguning.
4. Paku+air suling dididihkan :Pada hari pertama
belum terlihat perubahan, pada hari kedua baru terliat sedikit berkarat, dan
pada hari ketiga karat mulai banyak terlihat, dan pada hari kelima warna air
suling mulai menguning.
5. Paku+air garam :
Pada hari pertama sudah muncul bercak-bercak karat kuning pada bagian bawah
paku, pada hari kedua dan ketiga banyak karat yang terlihat, pada hari keempat
air sudah mulai menguning, dan pada hari kelima air sedikit mulai memerah dan
karat sudah terlihat banyak.
6. Paku+NaOH :
Pada hari pertama sampai pada hari kelima tidak ada tanda-tanda adanya karatan
pada paku.
7. Paku+NaCl :
Pada hari pertama sudah ada muncul karat pada bagian bawah paku, pada hari
kedua karat mulai tampak jelas, pada hari ketiga karat mulai banyak terlihat
pada paku, pada hari keempat warna NaCl mulai menguning, dan pada hari kelima
warna NaCl sudah berubah menjadi agakm kemerahan dengan karatan yang banyak
pada paku.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Korosi
Korosi adalah kerusakan atau
degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam
dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang
tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh
korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi.
B. Proses Terjadinya Korosi
Pada peristiwa korosi, logam
mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah
berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.
Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian
tertentu dari besi itu berlaku
sebagai anode, di mana besi mengalami
oksidasi.
Fe(s) <–> Fe2+(aq) +
2e
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain
dari besi itu yang bertindak sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.
O2(g) + 4H+(aq) + 4e <–> 2H2O(l)
atau
O2(g) + 2H2O(l) + 4e <–> 4OH–(aq)
Ion besi(II) yang terbentuk
pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi(III) yang kemudian membentuk senyawa
oksida terhidrasi, yaitu karat besi. Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak
sebagai anode dan bagian mana yang bertindak sebagai katode, bergantung pada berbagai
faktor, misalnya zat pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu.
Korosi dapat juga diartikan
sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada
definisi lain yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam dari bijih mineralnya. Contohnya, bijih mineral logam besi di alam bebas ada dalam
bentuk senyawa besi oksida atau besi sulfida, setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang
digunakan untuk pembuatan baja atau baja paduan.
Selama pemakaian, baja
tersebut akan bereaksi dengan lingkungan yang menyebabkan korosi (kembali
menjadi senyawa besi oksida). Deret Volta dan hukum Nernst akan membantu untuk dapat mengetahui kemungkinan
terjadinya korosi. Kecepatan korosi sangat tergantung pada banyak faktor,
seperti ada atau tidaknya lapisan oksida, karena lapisan oksida dapat
menghalangi beda potensial terhadap elektroda lainnya yang akan
sangat berbeda bila masih bersih dari oksida.
Korosi atau perkaratan sangat lazim terjadi pada besi.
Besi merupakan logam yang mudah berkarat. Karat besi merupakan zat yang dihasilkan
pada peristiwa korosi, yaitu berupa zat padat berwarna coklat kemerahan yang bersifat rapuh serta
berpori. Rumus kimia dari karat besi adalah Fe2O3.xH2O. Bila
dibiarkan, lama kelamaan besi akan habis menjadi karat. Dampak dari peristiwa korosi
bersifat sangat merugikan. Contoh nyata adalah keroposnya jembatan, bodi mobil, ataupun
berbagai konstruksi dari besi lainnya.
Proses
tejadinya korosi pada besi melalui siklus berikut:
1. Logam besi yang kontak dengan udara dioksidasi menjadi ion Fe2+
2. Ion Fe2+ larut dalam air dan bergerak ke katode melalui
tetesan air
3. Elektron bergerak ke katode melalui logam.
4. Elektron mereduksi oksigen dari udara dan menghasilkan air.
5. Sebagian oksigen yang larut dalam air mengoksidasi Fe2+ menjadi
Fe3+ yang membentuk karat pada besi
C.
Faktor-Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Korosi
1.
Uap air
→
Dilihat dari reaksi yang terjadi pada
korosi, air merupakan salah satu faktor penting untuk berlangsungnya proses
korosi. Udara yang banyak mengandung uap air (lembab), akan mempercepat berlangsungnya
korosi.
2.
Oksigen
→
Udara yang banyak mengandung gas
oksigen akan menyebabkan terjadinya korosi. Korosi besi terjadi apabila ada
oksigen (O2) dan air (H2O). Logam besi tidaklah murni,
melainkan mengandung campuran karbon yang menyebar secara tidak merata dalam
logam tersebut. Akibatnya menimbulkan perbedaan potensial listrik antara atom
logam dengan atom karbon (C). Atom logam besi (Fe) bertindak sebagai anode dan
atom C sebagai katode. Oksigen dari udara yang larut dalam air akan tereduksi,
sedangkan air sendiri berfungsi sebagai media tempat berlangsungnya reaksi
redoks pada peristiwa korosi. Semakin banyak jumlah O2 dan H2O
yang mengalami kontak dengan permukaan logam, maka semakin cepat berlangsungnya
korosi pada permukaan logam tersebut.
3.
Larutan Garam
→
Elektrolit (asam atau garam) merupakan
media yang baik untuk melangsungkan transfer muatan. Air hujan banayak
mengandung asam, dan air laut banyak mengandung garam, maka air hujan dan air
laut merupakan korosi yang utama.
4.
Permukaan Logam
→
Permukaan logam yang tidak rata
memudahkan terjadinya kutub-kutub muatan, yang akhirnya akan berperan sebagai
anode dan katode. Permukaan logam yang licin dan bersih akan menyebabkan korosi
sukar terjadi, sebab sukar terjadi kutub-kutub yang akan bertindak sebagai
anode dan katode.
5.
Keberadaan Zat Pengotor
→
Zat pengotor di permukaan logam dapat
menyebabkan terjadinya reaksi reduksi tambahan sehingga lebih banyak atom logam
teroksidasi.
6.
Kontak dengan Elektrolit
→
Keberadaan elektrolit, seperti garam
dalam air laut dapt mempercepat laju korosi dengan menambah terjadinya reaksi
tambahan. Sedangkan konsentrasi elektrolit yang besar dapat melakukan laju
aliran elektron sehingga korosi meningkat.
7.
Temperatur
→
Temperatur mempengaruhi kecepatan
reaksi redoks pada peristiwa korosi. Secara umum, semakin tinggi temperatur
maka semakin cepat terjadinya korosi. Hal ini disebabkan dengan meningkatnya
temperatur maka meningkat pula energi kinetik pertikel sehingga kemungkinan
terjadinya tumbukan efektif pada reaksi redoks semakin besar. Dengan demikian
laju korosi pada logam semakin meningkat. Efek korosi yang disebabkan oleh
pengaruh temperatur dapat dilihat pada perkakas-perkakas atau mesin-mesin yang
dalam pemakaiannya menimbulkan panas akibat gesekan atau dikenai panas secara
langsung (seperti mesin kendaraan bermotor).
8.
Tingkat Keasaman (Ph).
→
Peristiwa korosi pada kondisi asam,
yakni pada kondisi pH < 7 semakin besar, karena adanya reaksi reduksi
tambahan yang berlangsung pada katoda yaitu :
2H+(aq)+2e-→H2
Adanya
reaksi reduksi tambahan pada katode menyebabkan lebih banyak atom logam yang
teroksidasi sehingga laju korosi pada permukaan logam semakin besar.
9.
Metalurgi
→ A. Permukaan Logam
Permukaan logam yang lebih kasar akan menimbulkan beda potensial dan memiliki
kecenderungan untuk menjadi anode yang terkorosi. Permukaan logam yang kasar
cenderung mengalami korosi.
B. Efek Galvanic Coupling
Kemurnian logam yang rendah
mengindikasikan banyaknya atom-atom unsur lain yang terdapat pada logam
tersebut sehingga memicu terjadinya efek Galvanic Coupling, yakni timbulnya
perbedaan potensial pada permukaan logam akibat perbedaan Eo antara
atom-atom unsur logam yang berbeda dan terdapat pada permukaan logam dengan
kemurnian rendah. Efek ini memicu korosi pada permukaan logam melalui peningkatan
reaksi oksidasi pada daerah anode.
10. Mikroba
→
Adanya koloni mikroba pada permukaan
logam dapat menyababkan peningkatan korosi pada logam. Hal ini disebabkan
karena mikroba tersebut mampu mendegradasi logam melauli reaksi redoks untuk
memperoleh enegi bagi keberlangsungan hidupnya. Mikroba yang mampu menyebabkan
korosi, antara lain: protozoa, bakteri besi mangan oksida, bakteri reduksi
sulfat, dan bakteri oksidasi sulfur-sulfida.
D.
Cara-cara mencegah korosi
1.
Mengusahakan pencampuran zat-zat dalam
logam tersebar homogen.
2.
Mengecat untuk mencegah kontak
permukaan logam dengan udara. Cat yang biasa digunakan adalah cat yang
mengandung timbal dan seng.
3.
Melumuri dengan oli atau gemuk untuk
mencegah kontak dengan air.
4.
Pelapisan dengan timah (tin plating). Pelapisan dilakukan pada
besi-besi yang utuh ( tidak cacat) secara elektrolisis yang disebut electroplating.
5.
Penyalutan (galvanisasi). Besi disalut
dengan lapisan tipis seng. Eo seng lebih kecil dari besi sehingga
seng teroksidasi membentuk lapisan ZnO pada permukaan besi.
6.
Pelapisan dengan kromium (cromium plating). Kromium dapat memberi
lapisan pelindung yang mengkilap, walaupun lapisan kromium ada yang rusak.
7.
Perlindungan katodik/pengorbanan anode
(sacrificial protection). Magnesium
merupakan logam yang lebih aktif (mudah berkarat) dari pada besi. Jika logam
magnesium dikontakkan dengan besi, magnesium akan berkarat tetapi besi tidak.
Cara ini banyak digunakan pada perlindungan pipa baja yang ditanam dalam tanah
atau badan kapal laut.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Pada praktikum yang dilakukan dapat
diambil kesimpulan bahwa dari ketujuh macam air yang digunakan (minyak tanah,
air garam,air tertutup, air terbuka, air suling dididihkan, NaCl, NaOH) paku
sangat cepat mengalami perkaratan dalam air NaCl dan paku yang di masukkan
kedalam minyak tanah dan NaOH tidak mengalami korosi (perkaratan).
Urutan kecepatan berkaratnya paku, dari
yang terccepat dapat di simpulkan dengan :
1.
Paku dalam NaCl
2.
Paku dalam air garam
3.
Paku dalam air yang terbuka
4.
Paku dalam air suling yang dididihkan
5.
Paku dalam air yang ditutup
Saran
Penulis menyarankan kepada seluruh
pelajar agar lebih dalam lagi mempergunakan ilmunya untuk memanfaatkan apa yang
sudah ada dan mengembangkan lagi bagaimana agar korosi tidak hanya merugikan
bagi kehidupan, namun mungkin bisa lebih menguntungkan di kehidupan ini.
*Semoga Bermanfaat dan Happy Learning :)
Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical,oli industri, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan solusi Chemical yang tepat kepada Anda,mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.Harga
ReplyDeleteTerjangkau
Cost saving
Solusi
Penawaran spesial
Hemat biaya Energi dan listrik
Mengurangi mikroba & menghilangkan lumut
Salam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
1.
Coagulan, nutrisi dan bakteri
Flokulan
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Garment wash
Eco Loundry
Paper Chemical
Textile Chemical
Degreaser & Floor Cleaner Plant
2.
Oli industri
Oli Hydrolik (penggunaan untuk segala jenis Hydrolik)
Rust remover
Coal & feul oil additive
Cleaning Chemical
Lubricant
3.
Other Chemical
RO Chemical
Hand sanitizer
Disinfectant
Evaporator
Oli Grease
Karung
Synthetic PAO.. GENLUBRIC VG 68 C-PAO
Zinc oxide
Thinner
Macam 2 lem
Alat-alat listrik
Packaging
Pallet
CAT COLD GALVANIZE COMPOUND K 404 CG
Almunium
Mampir gess, ke story' wp ku. Judul: Lovania, id Author: @oniadp. Makasih
ReplyDelete