PERBAIKAN FAKTOR DAYA MENGGUNAKAN
KAPASITOR BANK PADA WATER INTAKE DI PT. PUPUK ISKANDAR MUDA
TUGAS
AKHIR
Diajukan sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan
Pendidikan Jenjang Diploma III
Pada Politeknik Negeri Lhokseumawe
Oleh
NANDA AGUSTINA SAFLIN
NIM : 1720403044
PROGRAM
STUDI : TEKNOLOGI LISTRIK
JURUSAN : TEKNIK ELEKTRO
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN
POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE
2020
ABSTRAK
Permasalahan yang terdapat pada plant water intake PT. PIM
adalah faktor daya yang terdapat plane tersebut tergolong kecil yaitu 0,81.
Dengan faktor daya 0,81 tersebut maka apabila terjadi beban puncak dengan beban
motor induksi untuk pompa air akan terjadi kenaikan yang sangat besar dalam pemakaian
daya yang menimbulkan biaya penggunaan listrik yang besar setiap bulannya.
Dengan menggunakan kapasitor bank dapat memperbaiki faktor daya agar nilai
faktor daya yang diinginkan yaitu 0,9 dapat tercapai. Untuk mencapai faktor
daya yang diinginkan tersebut maka terlebih dahulu harus mengetahui berapa
faktor daya awal, beban pada plane water intake dan faktor daya yang
diinginkan. Setelah mengetahui hal-hal tersebut maka dengan daya 21 kVA,
setelah dilakukan perhitungan maka kebutuhan kapasitas kapasitor bank yang
dapat digunakan dengan menserikan terhadap beban yaitu sebesar 14.142,5 µF untuk
keseluruhan motor induksi.
Kata Kunci : Kapasitor Bank, Faktor Daya, Daya reaktif
BAB I
PENDAHULUAN
PT. Pupuk Iskandar Muda (PIM) memiliki
berbagai plant yang salah satunya yaitu plant
water intake. Plant ini berfungsi sebagai tempat penjernihan air yang akan
disalurkan ke seluruh area operasional PT. PIM. Beban listrik yang terdapat
pada water intake dapat berupa beban motor induksi untuk memompakan air dan
beban dari lampu yang digunakan. Total beban yang ada pada plant water intake bisa dikatakan cukup besar. Dengan beban yang
besar tersebut dapat menimbulkan pengeluaran yang besar juga jika pemakaian
daya dari PLN juga besar.
Pada saat ini, faktor daya PLN yang ada
pada plant water intake bernilai
0,81. Hal tersebut masih tergolong kurang baik untuk PT. PIM dikarenakan daya
yang terpakai dari PLN menjadi tinggi apabila seluruh beban beroperasi.Oleh
karena daya beban yang besar maka akan menyebabkan daya KVA yang dibayarkan
kepada PLN menjadi besar juga. Bukan hanya biaya yang besar yang ditimbulkan
karena tidak digunakannya kapasitor bank, namun daya yang digunakan pada motor
induksi yang besar juga terkadang diperkirakan tidak sanggup untuk
mengoperasikan banyak motor induksi sekaligus. Maka dari itu penggunaan motor
induksi pada plant water intake harus
secara bergantian karena pada awalnya tidak menggunakan kapasitor bank untuk
memperbaiki cos phi dan memperbaiki daya agar biaya yang timbul tidak lagi
besar.
Berdasarkan
penjelasan dan pembahasan tersebut maka penulis tertarik untuk mengangkat Perbaikan
Faktor Daya Menggunakan Kapasitor Bank Pada Water Intake Di PT. Pupuk Iskandar
Muda Sebagai judul Tugas Akhir.
Berdasarkan latar belakang,
maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana cara perbaikan faktor daya agar dapat menghemat energy listrik yang digunakan pada plant water intake PT. PIM ?
2. Bagaimana cara menghitung kapasitas kapasitor bank dengan faktor daya yang diinginkan yaitu sebesar 0,9 ?
Tugas Akhir
“Perbaikan Faktor
Daya Menggunakan Kapasitor Bank Pada Water Intake Di PT. Pupuk Iskandar Muda”, ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1.
Untuk
mengetahui cara perbaikan faktor daya agar dapat menghemat energi listrik yang
digunakan pada plant water intake PT.
PIM.
2.
Untuk mengetahui cara menghitung kapasitas kapasitor
bank dengan nilai faktor daya yang diinginkan yaitu sebesar 0,9.
Untuk membatasi masalah dalam penulisan TGA ini, maka penulis hanya akan membahas
tentang :
1.
Hanya membahas
tentang perbaikan faktor daya pada plant
water intake untuk menghemat energy listrik yang digunakan.
2.
Hanya membahas
cara untuk menghitung nilai kapasitas kapasitor bank yang dibutuhkan agar power
faktor dapat mencapai nilai 0,9.
Dengan adanya penelitian ini dapat
diperoleh beberapa manfaat sebagai berikut :
1) Dapat
mengetahui fungsi dari kapasitor bank untuk pabrik
2) Dapat
mengetahui cara menghitung kapasitas kapasitor bank.
Sistematika penulisan tugas akhir ini
terdiri dari 5 bab, dengan masing-masing bab adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi tentang Latar
Belakang, Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan Masalah, Manfaat Penelitian,
dan Sistematika Penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan di uraikan
tentang Kajian Pustaka, Teori Dasar mengenai Kapasitor Bank dan Motor Induksi
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini membahas tentang metode
yang digunakan, yang mencakup Teknik Pengumpulan Data, Teknik Pengolahan Data
dan Metode Analisa.
BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA
Dalam bab ini membahas tentang
perhitungan dari data yang diperoleh di PT. Pupuk Iskandar Muda (PIM) baik
secara teori dan data lapangan.
BAB V PENUTUP.
Bab ini membahas tentang
kesimpulan-kesimpulan dan saran mengenai Perbaikan Faktor Daya
Menggunakan Kapasitor Bank Pada Water Intake Di PT. Pupuk Iskandar Muda,
berdasarkan perhitungan dengan data yang diperoleh dari langan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sebelumnya, terdapat beberapa
penelitian yang dilakukan mengenai Perbaikan
Faktor Daya Menggunakan Kapasitor Bank ini sehingga,
dalam upaya pengembangan penelitian ini, dilakukan tinjauan pustaka sebagai
salah satu alat dari penerapan metode penelitian. Diantaranya adalah
mengidentifikasi kesenjangan (identify gaps), menghindari pembuatan
ulang (reinventing the wheel), mengidentifikasi metode yang pernah
dilakukan, meneruskan penelitian sebelumnya, serta mengetahui orang lain yang
spesialisasi dan area penelitiannya sama dibidang ini. Beberapa tinjauan
pustaka tersebut adalah sebagai berikut:
- Dalam penelitian yang dilakukan oleh Khadafi Alland dan
Efrita Arfah Z. dari Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri,
Universitas ITATS , pada tahun 2014 yang berjudul “Perancangan Kebutuhan
Kapasitor Bank Untuk Perbaikan Faktor Daya Pada Line Mess I Di PT. Bumi
Lamongan Sejati (WBL)”. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbaikan faktor daya
pada sistem tenaga listrik di line Mess I PT. Bumi Lamongan Sejati (WBL).Dari
hasil perhitungan,didapatkan besar kebutuhan kapasitas kapasitor banknya
adalah 219,858 KVAR..
- Dalam
penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Rofii dan Rijon Ferdinand, Program
Studi Teknik Elektro, Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta, pada tahun 2018
yang berjudul “Analisa Penggunaan Kapasitor Bank Dalam Upaya Perbaikan
Faktor Daya”.
- Tujuan
penelitian ini, untuk memperbaiki faktor daya untuk pompa-pompa dengan
daya sebesar 1.656.865 VA maka kebutuhan kapasitor bank sebesar 729,02 KVAR,
sedangkan pada jam 06:00 wib sampai dengan jam 18:00 wib dengan daya
sebesar 2.326.280 VA maka kebutuhan kapasitor bank sebesar 1160,34 KVAR,
pada hal ini kebutuhan beban dan kapaitor sama dengan pada jam 18:00 wib
sampai dengan jam 22:00 wib. Dan pada jam 22:00 wib sampai dengan 06:00
wib dengan daya sebesar 1.111.280 VA membutuhkan kapasitas kapsitor
sebesar 554,31 KVAR.
- Dalam Penelitian yang dilakukan oleh Syamsudin
Noor dan Noor Saputera dari Jurusan
Teknik Elektro Politeknik Negeri Banjarmasin tahun 2014 yang berjudul “Efisiensi Pemakaian Daya Listrik
Menggunakan Kapasitor Bank”.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kwalitas daya sekaligus
meningkatkan effesiensi pemakaian peralatan listrik konsumen dan akhirnya
effesiensi energi listrik yang disediakan oleh penyedia tenaga listrik.
- Dalam
Penelitian yang dilakukan oleh Budi Ahmad Yani dari Teknik Elektro STT-Harapan,
Medan tahun 2017 yang berjudul “Pemasangan
Kapasitor Bank untuk Perbaikan Faktor Daya”. Penelitian ini bertujuan untuk memungkinkan penggunaan
optimum saluran transmisi, memperbaiki penampilan operasionalnya dan
mengurangi kerugian energi. Hal ini membutuhkan sistem dan perencanaan
yang hati-hati untuk memenuhi kebutuhan daya reaktif sistem dengan cara
sama dengan perencanaan daya aktif dan diprogram kapasitas generator
tambahan.
Dari empat tinjauan pustaka yang ada, telah ada beberapa penelitian
mengenai Perbaikan Faktor Daya Menggunakan Kapasitor Bank. Empat penelitian di atas dapat dijadikan
acuan untuk melaksanakan penelitian tugas akhir ini agar berjalan sesuai yang
diharapkan. Ada beberapa perbedaan antara isi dari penelitian penulis ini
dengan empat penelitian diatas yakni pengaplikasian antara kapasitor bank yang
digunakan. Pada penelitian yang dilakukan oleh Khadafi Alland dan Efrita
Arfah Z. menggunakan beban perumahan yang bebannya tentu saja berbeda dengan
pabrik, sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Rofii dan Rijon
Ferdinand menggunakan beban yang hanya khusus untuk pompa-pompa berdaya besar,
untuk penelitian yang dilakukan oleh Syamsudin Noor dan Noor Saputera
menggunakan kapasitor bank untuk penggunaan listrik di jaringan, dan penelitian
yang dilakukan oleh Budi Ahmad
Yani, menggunakan kapasitor bank untuk menghemat pemakaian enargi listrik pada
generator sedangkan penulis meneliti penggunaan kapasitor bank pada beban motor
induksi dan intalasi litrik pada water intake.
Daya adalah sebuah kuantitas yang penting dalam
rangkaian-rangkaian praktis. Daya merupakan ukuran disipasi energi dalam sebuah
alat. Karena tegangan dan arus dapat berubah sesuai fungsi dari waktu, dapat
perkirakan bahwa nilai sesaat dan nilai rata-rata dapat digunakan untuk
menggambarkan disipasi.
Berdasarkan defenisi, daya sesaat adalah perkalian
antara tegangan dan arus sesaat.
p(t) = v(t) × i(t) (2.1)
2.1.2 Daya Kompleks
Daya tampak kompleks didefenisikan sebagai hasil
kali tegangan dengan konjugasi kompleks arus,
S = V×I = |V|× |I|<Ø (2.2)
Dan ketiga pengelompokan daya ini dapat dianalogikan
dengan menggambarkannya dalam bentuk segitiga daya, maka daya tampak S
direpresentasikan oleh sisi miring sedangkan daya nyata dan daya reaktif
direpresentasikan oleh sisi-sisi segitiga yang saling tegak lurus, seperti
ditunjukkan pada gambar 2.1 berikut:
Gambar 2.1. Segitiga Daya
(Sumber
: Alland, Khadafi. 2014)
Maka
daya nyata atau daya aktif dan daya reaktif dapat diambil saja dari bagian real
dan bagian imajiner dari S.
Daya nyata P =
|V||I|cos Ø (2.3)
Daya Reaktif Q =
|V||I|sin Ø (2.4)
2.1.3
Daya
Nyata/Aktif WT (True Power)
Dalam sirkuit yang mengandung komponen reaktif, daya
nyata P adalah bagian yang lebih kecil dibandingkan daya tampak S. Daya nyata
didefenisikan sebagai hasil perkalian antara tegangan dan arus serta koefisien
faktor dayanya.
P = V × I ×cos Ø (2.5)
Sedangkan dalam sirkuit yang mengandung resistif
murni, daya nyata P sama dengan daya )ftampak
S, karena koefisien faktor daya (cos
adalah 1, sehingga tidak ada daya yang terdisipasi.
2.1.4
Daya
Reaktif Q (Reactive Power)
Selain daya aktif, dikenal juga daya reaktif Q (daya
kuadratur) yaitu daya yang terdisipasi akibat sifat reaktansi komponen dalam
sirkuit, memiliki satuan VAR (voltamper reaktif).Daya reaktif dapat
didefenisikan sebagai hasil perkalian antara tegangan dan arus . serta nilai
sin f
Q = V × I ×Sin Ø (2.6)
Daya reaktif tidak memiliki dampak positif dalam
kerja suatu beban listrik. Dengan kata lain daya reaktif ini tidak berguna
dalam konsumsi listrik.
2.1.5 Daya Tampak WT (Apparent Power)
Gabungan antara daya aktif dan reaktif adalah daya
tampak S dengan satuan VA atau (volt-amper). Daya tampak (daya total) adalah
daya yang masuk ke rangkaian ac atau dengan kata lain daya yang sebenarnya
diterima dari pemasok sumber tegangan arus ac, adalah merupakan resultan daya
antara daya aktif dan daya reaktif.
Daya tampak WA didefenisikan serbagai hasil
perkalian dari tegangan dan arus dalam rangkaian ac tanpa memperhatikan selisih
sudut fase arus dan tegangan.
S = V × I (2.7)
Sama halnya seperti defenisi dari daya disipasi
dalam rangkain dc.Oleh karena itu daya tampak sering dinyatakan dengan satuan
volt-ampere (VA).
2.1.6
Faktor
Daya cos f (Power
Factor)
Faktor daya PF yang merupakan rasio daya nyata
terhadap daya tampak merupakan faktor indikator penting tentang bagaimana
efektifnya sebuah beban melaksanakan fungsinya sehubungan dengan disipasi daya,
yang didefenisikan sebagai:
PF =
Maka faktor daya PF adalah perbandingan antara daya
nyata P (Watt) dengan daya tampak S (VA). Dalam diagram daya, PF adalah cosinus
sudut antara daya aktif dan daya tampak (Gambar 1). Dari persamaan (7) dan (8)
maka Faktor daya dapat ditulis menjadi:
PF =
sehingga
dapat ditulis menjadi:
PF = Cos Ø (2.10)
P= S × PF = V × I × PF (2.11)
Dalam diagram daya (gambar 1), sudut f adalah sudut yang dibentuk antara sisi
daya aktif P dan daya tampak S, sedangkan daya reaktif Q tegak lurus terhadap
daya aktif P. Efisiensi daya yang lebih adalah ketika P sama atau mendekati S , yaitu ketika cos f = 1 atau mendekati 1. Faktor daya yang
rendah merugikan karena mengakibatkan arus beban tinggi, oleh karena itu dalam
perbaikan PF diperlukan keseimbangan antara sifat kapasitif dan induktif dalam
rangkaian.
Perbaikan faktor daya umumnya adalah penambahan komponen sebagai pembangkit
daya reaktif (Reactif power generation) yang memungkinkan untuk
mensuplai kebutuhan KVAR pada beban-beban induktif, untuk merencanakan suatu
sistem dalam memperbaiki faktor daya, dapat dipergunakan suatu konsep yaitu
kompensator ideal, dimana sistem ini dapat dihubungkan pada titik penyambungan
secara paralel dengan beban dan memenuhi 3 fungsi utama, yaitu memperbaiki
faktor daya mendekati nilai 1 (unity power faktor), mengurangi atau
mengeliminasi regulasi tegangan dan menyeimbangkan arus beban dan tegangan
fasa.
Untuk memenuhi kebutuhan daya reaktif yang efektif dan efisien,
maka perlu dilakukan pemilihan sumber daya reaktif untuk perbaikan faktor daya (Stevenson,
1993).
2.2.1
Kapasitor Bank untuk Perbaikan Faktor Daya
Insinyur sistem tenaga biasanya
menganggap sebuah kapasitor sebagai generator daya reaktif positif, dan
bukannya sebagai suatu beban yang memerlukan daya reaktif negatif. Konsep ini
sangat masuk akal, karena sebuah kapasitor yang menarik daya reaktif negatif
dan terpasang paralel dengan sebuah beban induktif akan mengurangi daya reaktif
yang seharusnya disuplay seluruhnya oleh sistem kepada beban induktif.
Dengan kata lain, kapasitor mencatu
daya reaktif yang diperlukan oleh beban induktif. Hal ini sama saja dengan
menganggap sebuah kapasitor sebagai suatu alat yang memberikan arus yang
ketinggalan (lagging) dan bukannya sebagai alat yang menarik arus yang
mendahului (leading). Jadi, sebuah kapasitor variabel yang terpasang paralel
pada suatu beban induktif dapat diatur sedemikian rupa sehingga arus yang
mendahului pada kapasitor menjadi tepat sama besar dengan komponen arus pada
beban induktif yang tertinggal 90° terhadap tegangan.
Jadi arus total sefasa dengan tegangan. Rangkaian induktif masih memerlukan daya reaktif positif, tetapi daya reaktif nettonya nol. Inilah alasannya mengapa insinyur sistem tenaga lebih suka menganggap kapasitor sebagai pencatu daya reaktif kepada beban induktif
1) Pengertian Kapasitor Bank
Bank Kapasitor adalah rangkaian yang terdiri dari beberapa unit
kapasitor. Kapasitas unit kapasitor menyatakan besar daya reaktif nominal yang
dihasilkan pada tegangan dan frekuensi nominal, dinyatakan dalam satuan dasar
Var. Praktisnya, unit kapasitor diproduksi dalam kapasitas tertentu dan
bersifat diskrit (Brunello, 2003).
2) Prinsip Kerja Kapasitor Bank
Kapasitor yang akan digunakan untuk meperbesar pf dipasang paralel
dengan rangkaian beban. Bila rangkaian itu diberi tegangan maka elektron akan
mengalir masuk ke kapasitor. Pada saat kapasitor penuh dengan muatan electron
maka tegangan akan berubah. Kemudian elektron akan ke luar dari kapasitor dan
mengalir ke dalam rangkaian yang memerlukannya dengan demikian pada saaat itu
kapasitor membangkitkan daya reaktif.
Bila tegangan yang berubah itu kembali normal (tetap) maka
kapasitor akan menyimpan kembali elektron. Pada saat kapasitor mengeluarkan
electron (Ic) berarti sama juga kapasitor menyuplai daya treaktif ke beban.
Keran beban bersifat induktif (+) sedangkan daya reaktif bersifat kapasitor (-)
akibatnya daya reaktif yang berlaku menjadi kecil.
3)
Kapasitor Shunt
Kapasitor shunt adalah kapasitor yang dihubungkan secara pararel
dengan saluran distribusi. kapasitor shunt dapat mengirim daya reaktif arus
reaktif untuk
menanggulangi
sebagaian besar komponen reaktif yang dibutuhkan oleh beban
induktif.
4)
Kapasitor Seri
Kapasitor seri adalah kapasitor dihubungkan seri dengan impedansi
yang bersangkutan, pemakaian sangat dibatasi pada saluran distribusi, karena
peralatan
pengamannya
cukup rumit.Jadi secara umum dapat dikatakan bahwa biaya untuk
pemasangan
kapasitor seri lebih mahal dari pada biaya pemasangan kapasitor paralel. Biasanya
kapasitor seri didesain untuk daya yang lebih besar daripada kapasitor paralel
, guna mengatasi perkembangan beban kelak di kemudian hari.
Kapasitor seri mengkompensir
reaktif induktif. Dengan kata lain kapasitor seri adalah reaktansi negative
(kapasitif) yang dihubungkan seri dengan reaktansi positif ( induktif ) yang
memungkinkan dapat mengkompensir sebagian atau seluruhnya. Oleh karena itu efek
pertama dari kapasitor seri adalah meminimumkan atau menekan jatuh tegangan
yang disebabkan oleh reaktansi induktif dari serkuit. Pada saat yang sama
kapasitor seri dapat dipertimbangkan sebagai penaik tegangan dan memperbaiki
faktor daya. Kapasitor seri tersebut dapat digunakan sebagai penaik tegangan
otomatis yang sebanding dengan pertumbuhan beban. Pemakaian kapasitor seri
pengaruhnya terhadap naiknya tegangan lebih besar dibandingkan dengan kapasitor
shunt untuk faktor daya yang rendah.
5)
Pemilihan Antara Kapasitor Seri dan
Kapasitor Pararel
Pemakaian kapasitor seri dan kapasitor paralel ( shunt ) pada
sistem tenaga listrik menimbulkan daya reaktif untuk memperbaiki faktor daya
dan tegangan, karenanya akan menambah kapasitas sistem dan mengurangi
kehilangan energi.
Dalam kapasitor seri daya reaktif sebanding lurus dengan kuadrat
arus beban, sedangkan kapasitor paralel ( shunt ) sebanding lurus dengan
tegangannya.
6)
Menentukan Ukuran Kapasitor untuk
Memeperbaiki faktor daya
Untuk
perbaikan faktor daya adalah meningkatkan nilai dari Cos φ1 menjadi Cos φ2
dengan tingkat distorsi yang rendah. Berdasarkan atas pengukuran pemakaian
beban puncak sebelum dilakukan pemasangan kompensator daya reaktif
Tambahan berupa kapasitor bank dapat
ditentukan kebutuhan daya aktif dan daya reaktifnya :
(2.12)
Dimana :
Cos
φ = Faktor Daya
P
= Daya Aktif (KW)
S
= Daya Semu (KVA)
V.I.Cos
φ adalah total daya aktif (P total) pada saat operasi beban penuh maka :
2.3 Lokasi
Pemasangan Instalasi Kapasitor Bank
Cara pemasangan instalasi kapasitor bank dapat dibagi menjadi 3
bagian yaitu: global compensation, individual compensation dan group
compensation.
Gambar 2.2. Metode Lokasi Pemasangan Instalasi Kapasitor Ban
1. Global
Compensation: kapasitor dipasang di induk panel (MDP),sehingga arus yang turun
hanya di penghantar antara panel MDP dan transformator,sedangkan arus yang
lewat setelah MDP tidak turun.
2. Group Compensation : kapasitor yang terdiri dari beberapa panel kapasitor dipasang dipanel SDP (pada industry dengan kapasitas beban terpasang besar sampai ribuan kva).
3. Individual
Compensation : kapasitor langsung dipasang pada masing masing beban khususnya
yang mempunyai daya yang besar,cara ini lebih efektif dan lebih baik dari segi
teknisnya. Namun kekurangannya adalah harus menyediakan ruang atau tempat
khusus untuk meletakkan kapasitor tersebut.
2.4
Pengertian Motor Induksi 3 Fasa
2.4.1
Pengertian Motor Induksi 3 Fasa
Motor
induksi merupakan mesin listrik yang dapat merubah energi listrik menjadi
energi mekanik dengan memanfaatkan listrik arus AC (Alternating Current) sebagai sumbernya. Motor induksi tiga fasa
memiliki dua komponen dasar yaitu stator dan rotor, bagian rotor dipisahkan
dengan bagian stator oleh celah udara (air gap) .
Bentuk
secara umum dari motor induksi dapat dilihat pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3 Bentuk umum motor
induksi
Tipe
dari motor induksi berdasarkan pada jenis rotor dibagi menjadi dua macam yaitu wound
rotor (tipe motor yang memiliki rotor terbuat dari lilitan) dan Squirrel-cage
rotor yaitu konstruksi rotor disusun oleh beberapa batangan logam
Yang dimasukkan melewati slot-slot yang
ada pada rotor motor induksi, kemudian pada setiap bagian disatukan oleh cincin
yang membuat batangan logam dihubung singkat dengan batangan logam yang lain.
Motor ini bekerja berdasarkan induksi elektromagnetik dari stator ke rotor,
dimana arus pada rotor yaitu merupakan arus yang terinduksi akibat adanya
perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (Rotating
Magneting Field) yang dihasilkan oleh arus stator.
Motor
induksi juga disebut motor tak serempak (a synchronous) dikarenakan
putaran rotor tidak sama dengan putaran medan fluks magnet pada stator, dengan
kata lain putaran rotor dengan putaran fluks magnet terdapat selisih putaran
yang disebut slip .
Prinsip
kerja motor induksi 3 fasa adalah apabila sumber tegangan 3 fasa dialirkan pada
kumparan stator, maka akan timbul medan putar dengan kecepatan tertentu.
Besarnya kecepatan tersebut dapat dihitung
menggunakan persamaan 2.15 berikut:
Keterangan
: ns =
Kecepatan sinkron (rpm)
f =
Frekuensi sumber (Hz)
p =
Jumlah kutub
Medan putar pada stator akan memotong batang konduktor pada rotor sehingga pada kumparan rotor timbul tegangan induksi (GGL Induksi). Karena kumparan rotor merupakan rangkaian tertutup, maka akan mengalir arus (I).
Kawat penghantar (kumparan rotor) yang dialiri arus yang berada dalam medan magnet akan menimbulkan gaya (F) pada rotor. Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya (F) pada rotor cukup besar untuk memikul kopel beban, maka rotor akan berputar searah dengan medan putar stator. Tegangan induksi akan timbul karena terpotongnya batang konduktor (rotor) oleh medan putar stator. Artinya agar tegangan terinduksi diperlukan adanya perbedaan relatif antara kecepatan medan putar stator (ns) dan kecepatan putar rotor (nr) .
Perbedaan kecepatan antara nr dan ns disebut slip (S) dinyatakan dengan persamaan berikut:
Keterangan : S = Slip
ns = Kecepatan medan putar stator
nr = Kecepatan putar rotor
2.4.1. Konstruksi
Motor Induksi 3 Fasa
Sebuah motor induksi terdiri dari dua
bagian utama yaitu rotor dan stator. Rotor merupakan bagian yang berputar dan stator merupakan
bagian yang diam. Bagian-bagian motor
induksi dapat dilihat pada Gambar 2.4 berikut ini :
Gambar 2.4 Bagian-bagian Motor Induksi 3 Fasa
A. Stator
Terdiri atas rangka baja yang mengelilingi sebuah
lubang, silinder inti dilapis dengan baja silikon tipis untuk mengurangi
rugi-rugi hysterisis dan Eddy current.
Dilengkapi sejumlah alur (slot) dengan jarak
yang sama rata (seragam) pada bagian dalam lapisan Penghantar ber-isolasi diletakkan pada alur
stator dan dengan mudah disambung dalam bentuk rangkaian star atau delta yang seimbang.
Belitan stator 3-fase digulung untuk membatasi
jumlah kutub (pole) per kecepatan yang dibutuhkan. Makin besar jumlah
kutub, makin kecil kecepatannya dan sebaliknya. Jika sumber 3-fase dipasang
pada belitan stator, maka timbul medan magnet yang berputar dengan magnitude
yang konstan. Medan putar akan meng-induksi arus ke rotor dengan cara
induksi electromagnet. Bentuk stator
sendiri dapat dilihat pada gambar 2.5 berikut.
Gambar 2.5 Stator
Komponen
stator adalah bagian terluar dari motor yang merupakan bagian yang diam dan
mengalirkan arus fasa. Stator terdiri atas tumpukan laminasi inti yang memiliki
alur yang menjadi tempat kumparan dililitkan yang berbentuk silindris. Alur
pada tumpukan laminasi inti di isolasi dengan kertas (gambar b).
Tiap
elemen laminasi inti dibentuk dari lembaran besi (gambar a). Tiap lembaran
besi tersebut memiliki beberapa alur dan
beberapa lubang pengikat untuk menyatukan inti. Tiap kumparan tersebar dalam
alur yang disebut belitan fasa dimana untuk motor tiga fasa, belitan tersebut
terpisah secara listrik sebesar 120˚.
Kawat kumparan yang digunakan terbuat dari tembaga yang dilapis dengan isolasi
tipis. Kemudian tumpukan inti dan belitan stator diletakkan dalam cangkang
silindris (gambar c). berikut ini contoh lempengan laminasi inti.
Lempengan
inti yang telah disatukan, belitan stator yang telah diletakkan pada cangkang
luar untuk motor induksi tiga fasa. Komponen dari stator sendiri dapat dilihat
pada Gambar 2.6 berikut ini.
Gambar 2.6 Komponen stator motor induksi 3 fasa
1. Gandar,
fungsinya sebagai penopang dan sebagai pelindung bagian dalam mesin.
2. Inti stator, terbuat dari laminasi
logam yang disusun berlapis.
3. Kumparan stator.
B.
Rotor
Ada
dua jenis motor induksi tiga fasa berdasarkan rotornya yaitu :
a. Motor
induksi tiga fasa rotor sangkar tupai.
b.
Motor induksi tiga fasa rotor belitan
Kedua
motor ini bekerja pada prinsip yang sama dan mempunyai prinsip konstruksi
stator yang sama tetapi berbeda dalam konstruksi rotor.
Rotor terdiri dari :
1. Inti rotor.
2. Kumparan rotor.
Adapun jenis rotor dalam motor
induksi tiga fasa adalah :
a. Motor induksi tiga fasa rotor
sangkar tupai
Penampang motor sangkar tupai memiliki konstruksi yang sederhana. Inti stator pada motor sangkar tupai tiga fasa terbuat dari lapisan-lapisan pelat baja beralur yang didukung dalam rangka stator yang terbuat dari besi tuang atau pelat baja yang dipabrikasi. Lilitan-lilitan kumparan stator diletakkan dalam alur stator yang terpisah 120˚ derajat listrik. Lilitan fasa ini dapat tersambung dalam hubungan delta (∆) ataupun bintang (Y).
Bentuk
dari rotor sangkar dapat dilihat pada
Gambar 2.7 berikut .
Gambar 2.7 Rotor jenis sangkar
(a) Tipikal rotor
sangkar, (b) Bagian – bagian rotor sangkar
Batang rotor dan cincin ujung motor sangkar tupai
yang lebih kecil adalah coran tembaga atau aluminium dalam satu lempeng pada
inti rotor. Dalam motor yang lebih besar, batang rotor tidak dicor melainkan
dibenamkan kedalam alur rotor dan kemudian dilas dengan kuat kecincin ujung. batang rotor motor sangkar tupai tidak
selalu ditempatkan paralel terhadap poros motor tetapi kerap kali dimiringkan
hal ini akan menghasilkan torsi yang lebih seragam dan juga mengurangi derau
dengung magnetik sewaktu motor sedang berputar. Pada ujung cincin penutup
diletakkan sirip yang berfungsi sebagai pendingin.
Gambar 2.8 (a)
Konstruksi motor induksi rotor sangkar ukuran kecil, (b) Konstruksi motor
induksi rotor sangkar ukuran besar
b. Motor induksi tiga fasa rotor
belitan
Motor
rotor belitan (motor cincin slip) berbeda dengan motor sangkar tupai dalam hal
konstruksi rotornya. Seperti namanya, rotor dililit dengan lilitan terisolasi
serupa dengan lilitan stator.
Lilitan
fasa rotor dihubungkan secara Y dan masing-masing fasa ujung terbuka yang
dikeluarkan kecincin slip yang terpasang pada poros motor,
Secara skematik dapat dilihat pada Gambar
2.9. Terlihat bahwa cincin slip dan sikat semata-mata merupakan penghubung
tahanan kendali variabel luar kedalam rangkaian rotor.
Gambar 2.9 Skematik
diagram rotor belitan
Pada Gambar 2.9, cincin
slip yang terhubung kesebuah tahanan variabel eksternal yang berfungsi
membatasi arus pengasutan dan yang bertanggung jawab terhadap pemanasan rotor.
Selama pengasutan, penambahan tahanan eksternal pada rangkaian rotor belitan
menghasilkan torsi pengasutan yang lebih besar dengan arus pengasutan yang
lebih kecil disbanding dengan rotor sangkar.
Konstruksi motor tiga
fasa rotor belitan ditunjukkan pada Gambar 2.10 berikut ini.
Gambar 2.10(a) Rotor
belitan, (b) Konstruksi motor induksi tiga fasa dengan rotor belitan
C.
Celah udara,
untuk memberikan keleluasaan rotor untuk berputar.
D. Sikat (carbon
brush), hanya terdapat pada motor induksi rotor lilit yang berfungsi
untuk menghubungkan belitan rotor dengan tahanan tambahan.
2.4.2. Prinsip
Kerja Motor Induksi
Motor
induksi terdiri dari stator dan rotor. Stator terdiri dari tiga fasa lilitan
yang mempunyai hambatan yang sangat kecil dan di susun secara seimbang dengan
beda fasa 120°. Pada mulanya tegangan 3 fasa diberikan pada stator dengan
bentuk gelombang seperti terlihat pada Gambar 2.11 berikut ini :
Gambar 2.11
Gelombang Sinusoidal Tegangan Arus Bolak-Balik 3 Fasa pada Stator
Perputaran motor pada
mesin arus bolak-balik ditimbulkan oleh adanya medan putar (fluks yang
berputar) yang dihasilkan dalam kumparan statornya. Medan putar ini terjadi
apabila kumparan stator dihubungkan dalam fasa banyak, umurnnya tiga fasa.
Hubungan dapat berupa bintang atau delta.
Disini akan dijelaskan bagannana terjadinya medan putar itu. Perhatikan Gambar 2.12 berikut ini
Gambar 2.12 Medan Putar
Misalnya kumparan a-a; b-b; c-c dihubungkan 3 fasa,
dengan fasa rnasing-masing 120° (gambar 2.10 a) dan dialiri arus sinusoidal.
Distribusi ia, ib, ic sebagai fungsi waktu adalah seperti gambar 2.10 b.
pada keadaan tl, t2, t3, dan 14 fluks resultan yang ditimbulkan oleh
kumparan tersebut masing-masing adalah seperti gambar 2.10 c, d, e, dan f.
Pada
t1 fluks resultannya mempunyai arah sama dengan arah fluks yang dihasilkan
oleh kumparan a-a; sedangkan t2 fluks resultannya dihasilkan oleh kumparan
b-b.
Untuk
t4, fluks resultannya berlawanan arah dengan fluks resultan yang dihasilkan
pada saat tl. Dari gambar 2.10 c, d, e, dan f tersebut terlihat
bahwa fluks resultan ini akan berputar satu kali. Oleh karena itu, untuk
mesin dengan jumlah kutub lebih dari dua, Kecepatan sinkron dapat diturunkan menggunakan
persamaan rumus 2.1.
Prinsip kerja Motor Induksi
3 Fasa :
a. Ketika
tegangan tiga fasa yang seimbang diberikan pada belitan stator, maka belitan
stator akan menghasilkan arus yang mengalir pada tiap-tiap fasanya.
b. Arus
pada setiap fasa stator akan menghasilkan fluksi yang berubah terhadap waktu.
c. Amplitudo
fluksi yang dihasilkan pada fasa stator berubah secara sinusoidal dan arahnya
tegak lurus terhadap belitan.
d. Penjumlahan
dari ketiga fluksi pada belitan stator disebut medan putar yang berputar dengan
kecepatan sinkron (ns), besarnya nilai ns ditentukan oleh jumlah kutub p dan
frekuensi f yang dirumuskan dengan persamaan 2.1.
e. Akibat
fluksi yang berputar tersebut maka timbul tegangan induksi pada belitan stator
yang besarnya dapat dinyatakan dengan persamaan berikut:
f. Fluksi
yang berpɸutar tersebut juga memotong belitan rotor. Akibatnya pada belitan
rotor akan dihasilkan tegangan induksi (ggl) sebesar E2 yang besarnya dapat
dinyatakan dengan persamaan berikut:
Keterangan :
E2 =
tegangan induksi pada rotor saat rotor dalam keadaan diam (volt)
N2 = jumlah lilitan
kumparan rotor
ɸmax = fluksi maksimum (Wb)
f =
Frekuensi (Hz)
g. Karena
kumparan rotor merupakan rangkaian tertutup, maka tegangan induksi tersebut
akan menghasilkan arus I2.
h. Arus
I2 ini berada pada medan magnet yang dihasilkan oleh stator, sehingga pada
belitan rotor akan dihasilkan gaya (F).
i.
Gaya (F) ini akan menghasilkan torsi
(τ), jika torsi yang dihasilkan ini lebih besar dari torsi beban, maka rotor
akan berputar dengan kecepatan ns yang searah dengan medan putar stator.
j.
Ada perbedaan kecepatan medan putar pada
stator (ns) dengan kecepatan putaran rotor (nr), perbedaan ini disebut slip (s)
yang dapat dinyatakan dengan persamaan 2.2.
k. Setelah
rotor dalam keadaan berputar, besarnya tegangan yang diinduksikan pada belitan
rotor akan dipengaruhiatau tergantung terhadap slip(s).
l.
tegangan induksi pada rotor dalam
keadaan ini dapat dinyatakan dengan persamaan berikut:
E2S = 4,44fN2Ømax (volt) (2.20)
E2S
=SE2 (2.21)
Keterangan :
E2s =
tengangan pada rotor dalam keadaan berputar (volt)
f 2
=
s.f = frekuensi rotor (frekuensi
tegangan induksi pada rotor dalam keadaan berputar)
m. Akibat
adanya slip (s), maka nilai frekuensi pada rotor (ƒ2) dan reaktansi rotor (x2)
akan dipengaruhi oleh slip, yang dapat dinyatakan dengan s ƒ dan sx2.
n. Jika
kecepatan putaran rotor (nr) sama dengan kecepatan medan putar stator (ns), maka
slip bernilai nol, tidak ada fluks yang memotong belitan rotor sehingga pada
belitan rotor tidak diinduksikan tegangan, maka tidak ada arus yang mengalir
pada belitan rotor, sehingga rotor tidak berputar, karena tidak ada gaya yang
terjadi pada rotor.
2.4.3. Jenis
- jenis Pengasutan Motor Induksi 3 Fasa
Dalam pengasutan konvensional motor induksi 3 fasa
dikenal 3 jenis pengasutan yaitu pengautan DOL (Direct On Line), pengasutan Ү-Δ (Star-Delta) dan pengasutan
Autotrafo.
Sedangkan pengasutan modern motor
induksi 3 fasa ada 2 jenis yaitu Soft
Starter dan VFD (Variable Frequency
Drive).
1. Pengasutan
DOL (Direct On Line)
2. Pengasutan
Ү-Δ (Star-Delta)
5. Pengasutan
VFD (Variable Frequency Drive)
BAB III
METODE
PENELITIAN
Dalam melakukan sebuah pengujian
mengenai perbaikan faktor daya (cos 𝞿)
dapat dilakukan dengan berbagai metode seberti berikut :
Adapun
alat yang digunakan dalam pembuatan tugas akhir ini yaitu :
1.
Laptop
2.
Alat Tulis
3.
Kalkulator
Adapun Bahan yang digunakan dalam pembuatan tugas
akhir ini yaitu :
1.
Katalog
Kapasitor Bank
2.
Wiring diagram
water intake
3.
Data daya dan
chos phi water intake
2.
Teknik Pengumpulan Data
Ada beberapa cara (metode) yang diterapkan dalam proses pengumpulan data
pengujian ini yaitu :
a.
Metode Literatur, yang mencari informasi
atau memperoleh keterangan dengan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan
topic permasalahan dalam penulisan tugas akhir ini.
b.
Metode Eksperimen, yaitu metode percobaan
dengan melakukan perhitungan menggunakan rumus kapasitas kapasitor yang ada
Teknik pengolahan data yang digunakan dimulai dari pengumpulan data yang
dibutuhkan seperti cos phi saat ini, daya (KVA) pemakaian, jumlah beban,
kapasitas beban yang digunakan. Data-data tersebut kemudian dijadikan sebagai
dasar untuk menghitung berapa kapasitas kapasitor yang dibuthkan apabila nilai
faktor daya yang diinginkan yaitu sebesar 0,9. Data yang akan diolah dapat
dilihat pada tabel data motor berikut ini :
Tabel 3.1 Data Daya
Motor Induksi Plant Water Intake
No |
Kode Beban |
Daya Aktif untuk P (KW) |
Daya Semu untuk Q (KVA) |
Faktor Daya Q (Cos Ø) |
1 |
56-GA 4002 A |
650 |
812,5 |
0,8 |
2 |
56-GA 4002 B |
650 |
812,5 |
0,8 |
3 |
64-GA 4001 A |
150 |
187,5 |
0,8 |
4 |
64-GA 4001 B |
150 |
187,5 |
0,8 |
5 |
56-GA 4002 C |
650 |
812,5 |
0,8 |
6 |
56-GA 4001 C |
132 |
165 |
0,8 |
7 |
56-GA 4003 A |
3,7 |
4,625 |
0,8 |
8 |
56-GA 4003 B |
3,7 |
4,625 |
0,8 |
9 |
56-GA 4003 C |
3,7 |
4,625 |
0,8 |
10 |
56-GA 4003 D |
3,7 |
4,625 |
0,8 |
Untuk lebih jelas lagi dapat dilihat
melalui flow chart pada Gambar 3.1 berikut ini.
3.
Metode Simulasi
Metode simulasi yang digunakan pada perhitungan ini adalah dengan menggunakan persamaan dari
menghitung kapasitas kapasitor seperti persamaan 2.10 berikut ini :
Keterangan
:
Qc = Daya reaktif kapasitor bank yang
dibutuhkan (KVAR)
Q1 = Daya Reaktif sebelum perbaikan
Q2 = Daya Reaktif yang ingin dicapai
Q = Daya Reaktif
S = Daya Terpasang/ Daya Semu (KVA)
P = Daya Aktif (KW)
Analisa yang digunakan
berdasarkan data yang diperoleh setelah perhitungan yang kemudian hasil dari
perhitungan tersebut dianalisa apakah mencapai target yang diinginkan dan
mendapat keuntungan yang signifikan.
BAB IV
4.1.
Data-Data Untuk
Perhitungan Kapasitas Kapasitor Bank
4.1.1
Data Beban Motor Induksi
Sebagai dasar
perhitungan jumlah kapasitas kapasitor bank menggunakan data dari beban motor
induksi yang ada pada water intake, dengan menggunakan rumus berikut ini :
Apabila digunakan pada
beban akan menghasilkan Q1 dan Q2 sebagai berikut :
Berdasarkan hasil
perhitunan diatas, maka data-data tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut
ini :
Tabel 4.1 Spesifikasi
Motor Induksi pada Water Intake
No |
Kode Beban |
Daya Aktif untuk P (KW) |
Daya Semu untuk Q1 (KVA) |
Daya Semu untuk Q2 (KVA) |
Faktor Daya Q1 (Cos Ø) |
Faktor Daya Q2 (Cos Ø) |
1 |
56-GA 4002 A |
650 |
812,5 |
722 |
0,8 |
0,9 |
2 |
56-GA 4002 B |
650 |
812,5 |
722 |
0,8 |
0,9 |
3 |
64-GA 4001 A |
150 |
187,5 |
166,5 |
0,8 |
0,9 |
4 |
64-GA 4001 B |
150 |
187,5 |
166,5 |
0,8 |
0,9 |
5 |
56-GA 4002 C |
650 |
812,5 |
722 |
0,8 |
0,9 |
6 |
56-GA 4001 C |
132 |
165 |
146,7 |
0,8 |
0,9 |
7 |
56-GA 4003 A |
3,7 |
4,625 |
4 |
0,8 |
0,9 |
8 |
56-GA 4003 B |
3,7 |
4,625 |
4 |
0,8 |
0,9 |
9 |
56-GA 4003 C |
3,7 |
4,625 |
4 |
0,8 |
0,9 |
10 |
56-GA 4003 D |
3,7 |
4,625 |
4 |
0,8 |
0,9 |
4.1.2
Data Energi Listrik yang
Digunakan
Sebagai
dasar perhitungan untuk efisiensi daya yang akan dihemat, maka diperlukan data
Daya (KVAR) yang digunakan setiap bulannya. Berikut data Tabel 4.2 yang
merupakan data penggunaan daya KVAR plant
water intake setiap bulannya.
Tabel 4.2 Tabel
Pembayaran Rekening PLN Per Bulan Tahun 2019 Plant
Water
Intake PT. Pupuk Iskandar Muda
NO |
BULAN |
LWBP |
WBP |
KVARh |
Pemakaian kWh |
Pemakaian kWh |
Kelebihan Tiap Bulan |
||
1 |
Januari |
214.976 |
37.248 |
27.445 |
2 |
Februari |
290.384 |
59.312 |
43.684 |
3 |
Maret |
322.528 |
63.632 |
50.245 |
4 |
April |
297.088 |
60.624 |
39.643 |
5 |
Mei |
331.985 |
64.238 |
52.785 |
6 |
Juni |
317.920 |
65.152 |
41.503 |
7 |
Juli |
287.376 |
61.296 |
33.551 |
8 |
Agustus |
338.496 |
68.000 |
39.348 |
9 |
September |
324.192 |
66.096 |
44.597 |
10 |
Oktober |
236.224 |
45.152 |
39.035 |
11 |
Nopember |
191.632 |
30.368 |
27.157 |
Berdasarkan
tabel 4.2, maka rata-rata pemakaian KVARh/tahun yaitu 39.908/tahun.
Untuk data perbandingan
cos phi, maka diperlukan data cos phi sebelum dilakukannya perbaikan faktor
daya (cos phi saat ini). Berikut data cos phi pada plant water intake yang terlampir pada Lampiran 1.
4.2.
Rangkaian Pemasangan
Kapasitor Bank Pada Beban
Berdasarkan
gambar rangkaian diagram beban pada water intake seperti pada Lampiran 2, penulis akan memasang
kapasitor bank pada setiap beban (Individual
Compensation), seperti pada gambar Lampiran
3.
4.3
Perhitungan Kapasitas
Kapasitor Bank yang Dibutuhkan.
Dengan
data sesuai dengan tabel 4.1 diatas, maka dapat dihitung kapasitas kapasitor bank
yang dibutuhkan yaitu :
1.
Motor Induksi 56-GA 4002
A
Qc = Q1 – Q2
=
487,5 KVAR – 314 KVAR
= 173,5 KVAR
Sehingga arus yang
mengalir pada kapasitor berdasarkan daya reaktif diatas adalah :
Harga reaktansi kapasitif
adalah :
Maka
harga kapasitor
Jika dimasukkan ke dalam
tabel, maka jumlah kapasitas kapasitor yang dibutuhkan adalah seperti pada
tabel 4.3 berikut ini :
Tabel 4.3 Kapasitas Kapasitor yang Dibutuhkan
dengan Sistem Individual Compensation
No |
Kode Beban |
Daya Reaktif (KVAR) |
Kapasitas Kapasitor (µF) |
1 |
56-GA 4002 A |
173,5 |
3837 |
2 |
56-GA 4002 B |
173,5 |
3837 |
3 |
64-GA 4001 A |
40,5 |
884,6 |
4 |
64-GA 4001 B |
40,5 |
884,6 |
5 |
56-GA 4002 C |
173,5 |
3837 |
6 |
56-GA 4001 C |
35 |
776,8 |
7 |
56-GA 4003 A |
1,3 |
28,5 |
8 |
56-GA 4003 B |
1,3 |
28,5 |
9 |
56-GA 4003 C |
1,3 |
28,5 |
10 |
56-GA 4003 D |
1,3 |
28,5 |
4.4
Jumlah Kapasitor Bank
yang Akan Digunakan
Setelah
melakukan perhitungan kapasitas kapasitor yang akan digunakan, maka dapat di tentukan kapasitas
kapasitor yang akan dipasang dengan melihat catalog kapasitor bank Schneider
yang terlampir pada lampiran 4. Nilai
kapasitor bank yang akan digunakan dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini.
Tabel 4.4. Nilai
Kapasitas Kapasitor Bank Berdasarkan Nilai KVAR Beban
No |
Kode Beban |
Daya Reaktif (KVAR) |
Kapasitas Kapasitor (µF) |
Kapasitor bank yang digunakan ( |
1 |
56-GA 4002 A |
173,5 |
3837 |
4700 |
2 |
56-GA 4002 B |
173,5 |
3837 |
4700 |
3 |
64-GA 4001 A |
40,5 |
884,6 |
1000 |
4 |
64-GA 4001 B |
40,5 |
884,6 |
1000 |
5 |
56-GA 4002 C |
173,5 |
3837 |
4700 |
6 |
56-GA 4001 C |
35 |
776,8 |
1000 |
7 |
56-GA 4003 A |
1,3 |
28,5 |
9 |
8 |
56-GA 4003 B |
1,3 |
28,5 |
|
9 |
56-GA 4003 C |
1,3 |
28,5 |
|
10 |
56-GA 4003 D |
1,3 |
28,5 |
4.5
Efisiensi Daya Listrik (KVAR)
yang Ditimbulkan
Efisiensi = Q sebelum – Q sesudah
= (487,5 + 487,5 + 112,5 + 112,5 + 487,5 + 99 +
2,8 + 2,8
+ 2,8 +2,8 ) KVAR – (
314 + 314 + 72 + 72 + 314 + 64 +
1,5 + 1,5 + 1,5 + 1,5 ) KVAR
= 1.797,7 KVAR
– 1156 KVAR
= 641,7 KVAR
Jadi, daya listrik (KVAR)
yang dapat dihemat adalah sebesar 641,7 KVAR/tahun.
DAFTAR PUSTAKA
Alland, Khadafi.
2014. Perancangan Kebutuhan Kapasitor Bank Untuk Perbaikan Faktor Daya Pada
Line Mess I Di PT. Bumi Lamongan Sejati (WBL). Surabaya
Dani,
Ahmad dan Hasanuddin, Muhammad. 2018. Perbaikan Faktor Daya Menggunakan
Kapasitor Sebagai Kompensator Daya Reaktif (Studi Kasus Stt Sinar Husni ). STT
Sinar Husni. Kisaran Sumatera Utara
Noor, Syamsudin dan Saputera, Noor. 2014. Efisiensi
Pemakaian Daya Listrik Menggunakan Kapasitor Bank. Banjarmasin
Roffi, Ahmad.
dkk. 2018. Analisa Penggunaan Kapasitor Bank Dalam Upaya Perbaikan Faktor Daya. Universitas 17
Agustus 1945 Jakarta
Schneider.
2010. Reactive Energy Management. New
Delhi
Yahni,
Ahmad. 2017. Pemasangan Kapasitor Bank untuk Perbaikan Faktor Daya.Medan
Mantap cici
ReplyDelete